Tegal, 24 Februari 2012
No : 54, Tahun Keenam
Penasehat
: Ketua Yayasan Metta Jaya
Penanggung
Jawab : Ketua Dayakasabha Metta Vihara Tegal
Pimpinan
Redaksi : Ibu Tjutisari
Redaksi
Pelaksana : 1. Ibu Pranoto 4. Liliyani
2. Suriya Dhammo 5.
Metta Kurniyawati
3. Ade Kristanto
Alamat
Redaksi : Metta Vihara
Jl. Udang
No. 8 Tegal Telp. (0283) 323570
BCA
No Rekening :
0479073688
an. YUNINGSIH ASTUTI -
TUSITA WIJAYA
DHAMMAPADA ATTAKHATA
Bab I - Syair 2
Pikiran adalah pelopor dari segala sesuatu,
pikiran adalah pemimpin, pikiran adalah pembentuk. Bila seseorang berbicara
atau berbuat dengan pikiran murni, maka kebahagiaan akan mengikutinya bagaikan
bayang-bayang yang tak pernah meninggalkannya.
Kisah Matthakundali
Seorang
brahmana bernama Adinnapubbaka mempunyai anak tunggal yang amat dicintai dan
disayangi bernama Matthakundali. Sayang, Adinnapubbaka adalah seorang kikir dan
tidak pernah memberikan sesuatu kepada orang lain. Bah-kan perhiasan emas untuk
anak tunggalnya dikerjakan sendiri demi menghemat upah yang harus diberikan
kepada tukang emas.
Suatu
hari, anaknya jatuh sakit, tetapi tidak satu tabib pun diundang untuk mengobati
anaknya. Ketika menyadari anaknya telah mendekati ajal, segera ia membawa
anaknya keluar rumah dan dibaringkan di beranda, sehingga orang-orang yang
berkunjung ke rumahnya tidak mengetahui keadaan itu.
Sebagaimana
biasanya, di waktu pagi sekali, Sang Buddha bermeditasi. Setelah selesai,
dengan mata Ke-Buddha-an Beliau melihat ke seluruh penjuru, barangkali ada
makhluk yang memerlukan pertolongan. Sang Buddha melihat Matthakundali sedang
berbaring sekarat di beranda. Beliau merasa bahwa anak itu memerlukan
pertolonganNya.
Setelah
memakai jubahNya, Sang Buddha memasuki kota Savatthi
untuk berpindapatta. Akhirnya Beliau tiba di rumah brahmana Adinnapubbaka.
Beliau berdiri di depan pintu rumah dan memperhatikan Matthakundali. Rupanya
Matthakundali tidak sadar sedang diperhatikan. Kemudian Sang Buddha
memancarkan sinar dari tubuh-Nya, sehingga mengundang perhatian Matthakundali,
brahmana muda.
Ketika
brahmana muda melihat Sang Buddha timbullah keyakinan yang kuat dalam batinnya.
Setelah Sang Buddha pergi. ia meninggal dunia dengan hati yang penuh keyakinan
terhadap Sang Buddha dan terlahir kembali di alam surga Tavatimsa.
Dari
kediamannya di surga, Matthakundali melihat ayahnya berduka cita atas dirinya
di tempat kremasi. la merasa iba. Kemudian ia menampakkan dirinya sebagaimana
dahulu sebelum ia meninggal, dan memberitahu ayahnya bahwa ia telah terlahir di
alam surga Tavatimsa karena keyakinannya kepada Sang Buddha. Maka ia
menganjurkan ayahnya mengundang dan berdana makanan kepada Sang Buddha.
Brahmana
Adinnapubbaka mengundang Sang Buddha untuk menerima dana makanan. Selesai
makan, ia bertanya, "Bhante, apakah seseorang dapat, atau tidak dapat,
terlahir di alam surga; hanya karena berkeyakinan terhadap Buddha tanpa berdana
dan tanpa melaksanakan moral (sila)?"
Sang
Buddha tersenyum mendengar pertanyaan itu. Kemudian Beliau memanggil dewa Matthakundali
agar menampakkan dirinya. Matthakundali segera menampakkan diri, tubuhnya
dihiasi dengan perhiasan surgawi, dan menceritakan kepada orang tua dan sanak
keluarganya yang hadir, bagaimana ia dapat terlahir di alam surga Tavatimsa.
Orang-orang yang memperhatikan dewa tersebut menjadi kagum. bahwa anak brahmana
Adinnapubbka mendapatkan kemuliaan hanya dengan keyakinan terhadap Sang
Buddha.
Pertemuan itu diakhiri
oleh Sang Buddha dengan membabarkan syair kedua berikut ini :
Pikiran adalah pelopor dari segala sesuatu,
pikiran adalah pemimpin, pikiran adalah pembentuk. Bila seseorang berbicara
atau berbuat dengan pikiran jahat, maka penderitaan akan mengikutinya bagaikan
roda pedati mengikuti langkah kaki lembu yang menariknya.
Pada akhir
khotbah Dhamma itu, Matthakundali dan Adinnapubbaka langsung mencapai tingkat
kesucian Sotapatti. Kelak, Adinnapubbaka mendanakan hampir semua kekayaannya
bagi kepentingan Dhamma.
SEKAPUR SIRIH
Namo
Buddhaya,
Peran serta dan partisipasi Bapak / Ibu / Saudara adalah bagian
dari kesinambungan pemberitaan buletin Brivi.
Buletin yang tengah Bapak / Ibu / Saudara baca ini merupakan media
komunikasi dan persaudaraan umat Metta Vihara Tegal.
Redaksi berharap Anda dapat mengirimkan artikel baik karya sendiri
maupun mengambil dari buku lain dengan mencantumkan sumbernya agar umat Metta
Vihara dapat memperluas wawasannya.
Dana Anda sangat berarti bagi kesinambungan dan pengembangan
Buddhasasana di Tegal dan sekitarnya. Kirimkan dana Anda ke Rekening :
BCA, 0479073688
an. YUNINGSIH ASTUTI - TUSITA WIJAYA
Dengan kerendahan hati, kami menyadari masih banyak hal yang perlu
diperbaiki agar Brivi dapat menjadi media komunikasi dan persaudaraan umat
Metta Vihara Tegal yang berkualitas.
Kami menerima segala masukan, kritik dan saran demi kebersamaan
dan kemajuan batin kita semua, agar semakin maju dalam pendalaman Buddhasasana.
Semoga semua makhluk hidup berbahagia.
Redaksi
JADWAL SEBULAN PENDALAMAN DHAMMA
METTA VIHARA TEGAL TH. 2012
No
|
Hari / Tanggal
|
Waktu
|
Acara / Tempat
|
Pembicara
|
1
|
Jumat,
6 April 2012
|
19.00-19.30
19.30-22.00
|
Puja bakti di Dhammasala
Dhamma class di Ruang Serbaguna
|
Upa. Andianto
|
2
|
Sabtu,
6 April 2012
|
19.00-19.30
19.30-22.00
|
Puja bakti di Dhammasala
Dhamma class di Ruang Serbaguna
|
B. Cattaman Thera
|
3
|
Minggu - Senin,
8 - 9 April 2012
|
19.00-19.30
19.30-22.00
|
Puja bakti di Dhammasala
Dhamma class di Ruang Serbaguna
|
B.
Khemanando Thera
|
4
|
Selasa,
10 April 2012
|
19.00-selesai
|
Puja bakti dan latihan meditasi di Dhammasala
|
-
|
5
|
Rabu - Kamis,
11 - 12 April 2012
|
19.00-19.30
19.30-22.00
|
Puja bakti di Dhammasala
Dhamma class di Ruang Serbaguna
|
B. Piyadhiro
|
6
|
Jumat - Sabtu,
13 - 14 April 2012
|
19.00-19.30
19.30-22.00
|
Puja bakti di Dhammasala
Dhamma class di Ruang Serbaguna
|
Pandita Harmanto
|
7
|
Minggu,
15 April 2012
|
19.00-selesai
|
Puja bakti dan latihan meditasi di Dhammasala
|
-
|
8
|
Senin - Selasa,
16 - 17 April 2012
|
19.00-19.30
19.30-22.00
|
Puja bakti di Dhammasala
Dhamma class di Ruang Serbaguna
|
B. Jayamedho
|
9
|
Rabu, Kamis, Jumat, 18, 19, 20 April 2012
|
19.00-selesai
|
Puja bakti & Meditasi di Dhammasala
|
-
|
10
|
Sabtu,
21 April 2012
|
19.00-selesai
|
Puja bakti & Meditasi di R. Penghormatan
Leluhur
|
-
|
11
|
Minggu, Senin, Selasa, 22, 23, 24 April 2012
|
19.00-selesai
|
Puja bakti & Meditasi di Dhammasala
|
-
|
12
|
Rabu - Kamis,
25 - 26 April 2012
|
19.00-19.30
19.30-22.00
|
Puja bakti di Dhammasala
Dhamma class di Ruang Serbaguna
|
B. Jaya Ratano
|
13
|
Jumat - Sabtu,
27 - 28 April 2012
|
19.00-19.30
19.30-22.00
|
Puja bakti di Dhammasala
Dhamma class di Ruang Serbaguna
|
B. Indaguno
|
14
|
Minggu - Senin,
29 - 30 April 2012
|
19.00-selesai
|
Puja bakti dan meditasi di Dhammsala
|
-
|
15
|
Selasa, Rabu, Kamis,
1, 2, 3 Mei 2012
|
19.00-selesai
|
Puja bakti dan bimbingan meditasi
|
B.
Khemmaviro
|
16
|
Sabtu,
4 Mei 2012
|
19.00-selesai
|
Puja bakti & meditasi di Dhammasala
|
-
|
JADWAL TUGAS PUJA BHAKTI
METTA VIHARA TEGAL
HARI / TANGGAL
|
PIMPINAN KEBAKTIAN
|
DHAMMADESANA
|
Minggu, 4 Maret 2012
|
1. Lie Ing Beng
|
-
|
2. Tan Tjoe Sin
|
||
Minggu, 11 Maret 2012
|
1. Tan Hok Sioe
|
Suriyadhammo
|
2. Yanto
|
||
Minggu, 18 Maret 2012
|
1. Yuningsih Pranoto
|
Tan Siauw Liong
|
2. Oey Sian Giok
|
||
Minggu, 25 Maret 2012
|
1. Tan Tjwie
|
Tjutisari
|
2. Yoe Djiet Liang
|
METTA VIHARA
JL. Udang No. 8 Telp. / Fax. 0283 - 323570 Tegal
52111
KESEMPATAN MENANAM BIBIT UNGGUL
DI LADANG YANG SUBUR
Suatu
kesempatan baik bagi Bapak/lbu/Saudara untuk berbuat kebajikan, dengan
menunjang Dana Metta Vihara Tegal, dengan berdana tetap setiap bulan, menjadi
donator tetap setiap bulan. Berapapun nilainya sangat berarti bagi pembinaan
Buddha Dhamma di Metta Vihara Tegal.
Ibarat
menanam bibit unggul di ladang yang subur akan menghasilkan panen yang
melimpah, demikian juga dengan berdana kepada Vihara akan mendapat berkah
keberuntungan yang melimpah.
Bagi
Bapak/lbu/Saudara yang berminat dapat menghubungi:
1. Metta Vihara Jl.
Udang No. 8 Tegal (0283)323570
2. Bpk. Lie Ing Beng Jl.
Hos Cokrominoto No. 69 Tegal 081326979788
3. Ibu Pranoto Jl.
Cendrawasih No. 17 Tegal (0283)351238
4. Ibu Tusita Wijaya Jl.
Salak No. 123 Tegal (0283)356017
5. Ibu Ang Siu Lan Jl. Udang No. 7 Tegal 081548134633
6. Ibu Tjutisari Jl.
Gurami No. 53 Tegal 08174939382
7. Bpk. Suriyadhammo Jl. KH. Nakhrawi No. 10 Tegal 085727489261
Dana
Anda dapat ditransfer ke Rekening BCA 0479073688
an. YUNINGSIH ASTUTI -
TUSITA WIJAYA
Atas
perhatian dan dananya kami ucapkan anumodana dan terima kasih.
Semoga
semua makhluk hidup berbahagia.
Tegal,
28 Januari 2012
Metta
Cittena,
ttd
ttd
Lie Ing Beng Suriyadhammo
Ketua
Sekretaris
DANA
Telah terima dana dari :
1. Ibu Tjutisari
2. Ibu
Thio Hong
3. Ibu Lie
Ing Beng
4. Ibu Oey
Bin Nio
5. Sdri.
Ong Kiok In
6. Alm.
Ong Bian Mo
Semoga kebajikan yang telah dilakukan Bapak / Ibu /
Saudara berbuah dalam bentuk kebahagiaan bersama keluarga. Semoga semua makhluk
hidup berbahagia.
·
Pada tanggal 23 Januari 2012, Puja
Bhakti Uposatha Chia Gwee Ce It dilaksanakan di ruang penghormatan leluhur
Adiguna Sarana bertepatan dengan hari Tahun Baru Imlek, suasana meriah namun
sederhana di Metta Vihara Tegal. Setelah puja bakti selesai diadakan ramah
taman dan nyanyi bersama diiringi solo organ. Acara berlangsung dari pukul
19.00 dan berakhir pada pukul 22.00 WIB.
Semoga keakraban semakin terjalin diantara umat
Metta Vihara Tegal.
Semoga semua makhluk hidup berbahagia.
·
Baksos Pemuda Metta Vihara Tegal.
Pada hari Sabtu, 28 Januari 2012 sekitar pukul
19.00 WIB Pemuda/i Metta Vihara mengadakan bakti sosial ke Yayasan Tunas
Harapan yang beralamat di Jl. Antareja No. 24 (Slerok) Tegal. Baksos tersebut
bertepatan dengan moment Tahun Baru Imlek 2563/2012. Pemuda/i sangat antusias
dalam kegiatan sosial ini yang diikuti 20 orang. Setiba di sana kami disambut dengan ramah dan hangat
oleh Pengurus Yayasan Tunas Harapan. Acara pembukaan diawali dengan sambutan dari
ibu Ratna selaku pimpinan dengan menyampaikan latar belakang Yayasan Tunas
Harapan. Ibu Ratna menjelaskan bahwa Yayasan tersebut bergerak di bidang sosial
dengan menyalurkan dana kepada anak yatim piatu dan orang tua pra sejahtera
yang berjumlah ±100 orang. Namun, mereka tidak ditampung langsung oleh Yayasan
melainkan tinggal di rumah masing-masing. Setiap bulan Yayasan berkewajiban
memberikan sembako, membayar biaya sekolah serta perlengkapan sekolah bagi anak-anak
yatim piatu mulai dari jenjang pendidikan SD, SMP, SMA dan hebatnya lagi ada
beberapa anak yang dikuliahkan karena berprestasi. Meskipun kami tidak sempat
bertemu langsung dengan mereka, tetapi kami merasa bahagia bisa sedikit meringankan
beban mereka.
Sambutan selanjutnya oleh Sdr. Aji Tristio yang
menyampaikan maksud kedatangan Pemuda/i Metta Vihara serta penyerahan dana. Tak
lama kemudian kami diberi hidangan makanan kecil dan minum. Suasana terjalin
dengan akrab dan santai kami pun melanjutkan dengan foto bersama, Sekitar pukul
20.00 WIB kami berpamitan pulang dengan berjabat tangan. Acara berjalan dengan
lancar dan sukses sesuai rencana. Kami sampaikan anumodana kepada
Bapak/Ibu/Saudara sedhamma yang telah membantu baik berupa materi maupun dukungan
demi terwujudnya acara baksos ini. Semoga kebajikan yang sudah Bapak/Ibu/Saudara
sedhamma lakukan berbuah dalam bentuk kebahagiaan.
·
Pada tanggal 12 Februari 2012, pukul
09.00 diadakan perayaan Magha Puja di Metta Vihara Tegal, diawali dengan puja
bakti dengan dihadiri oleh Sangha Nayaka YM Bhikkhu DR. JOTIDHAMMO MAHATERA,
dalam khotbahnya menguraikan :
Hari pertama di bulan Magha, Sang Tathagata yang
Maha Suci yang telah mencapai penerangan sempurna, membabarkan ovada patimokkha
di tengah himpunan para siswa yang mempunyai 4 ciri :
- Hadir 1.250 Bhikkhu
- Semuanya telah mencapai tingkat kesucian
tertinggi Arahat.
Kesemuanya ditabbiskan langsung oleh Sang Buddha
dengan memperoleh penabbisan Ehi Bhikkhu Upasampada.
- Mereka tanpa diundang hadir di tempat Sang Buddha.
- Dalam pertemuan itu Sang Buddha melakukan
visuddhi uposatha, membabarkan ovadapatimokkha, di veluvana arama, dekat
hutan Kalamdakanivapa. Saat purnama sidhi di bulan Magha.
Sang Buddha menguraikan dalam syair sbb :
Jangan berbuat
jahat
Tambah kebajikan
Bersihkan hati
dan pikiran sendiri-sendiri
Itulah ajaran
para Buddha
Peringatan Magha Puja selesai sekitar pukul 11.00
WIB, dilanjutkan dengan dana, makanan. Pengarahan dan pemberkahan oleh B.
Jotidhammo kepada Dayakasabha Metta Vihara periode 1 Januari 2012 - 31 Desember
2013. Selamat bekerja. Semoga semua makhluk hidup berbahagia.
Asal Mula Perayaan
Tahun Baru Imlek atau
Chinese New Year
Sumber: http://huiangede.blogspot.com/2012/01/tahun-baru-imlek-2012.html
Di
Negara asalnya yaitu China dan juga negara yang mayoritas berpenduduk Chinese
seperti Taiwan, Hongkong Perayaan Tahun Baru ini juga disebut Perayaan Musim
Semi, " Chung Chie atau The Spring Festival ". Secara resmi perayaan
ini kemudian disebut Chinese New Year (Tahun Baru Chinese). Nama ini
digunakan untuk mengganti sebutan Tahun baru Lunar sejak setelah revolusi
Xinhai pada tahun 1911. Aslinya perayaan musim semi ini adalah warisan masa
lampau yaitu ritual La.
Secara
umum, La adalah hari terakhir dalam satu tahun pada saat panen raya sudah
dirampungkan dan sebagai ungkapan rasa syukur, orang Chinese (Tionghoa)
memberikan sesaji kepada para dewa dan leluhur.
Menurut
kamus bahasa China
modern, La berarti periode bulan ke dua belas menurut kalender lunar di saat
mana upacara ritual untuk menghormati dewa-dewi dan leluhur dilaksanakan.
Pada
masa Dinasti Han berkuasa di Tiongkok, Xu Shen menulis dalam bukunya bahwa,
pada hari La, 36 hari setelah perayaan Dongzhi (yaitu hari terpendek dalam satu
tahun yang biasanya bertepatan dengan tanggal 21 atau 22 bulan Desember), semua
dewa diberikan sesaji.
Walaupun
perayaan musim semi ini jatuh pada hari pertama bulan pertama suatu tahun,
namun umumnya perayaan berlangsung sepanjang bulan. Dimulai dengan pesta atau
perayaan membuat dan memakan semacam bubur special yang disebut " La Ba
Zhou " pada hari ke delapan bulan ke duabelas tahun lunar. Bubur ini
disebut juga "Bubur hari ke delapan dari La".
Di bagian
Selatan China ,
dan juga dibawa hingga ke negara-negara di Asia Tenggara, makanan ini dikenal
sebagai "onde-onde berkuah". Rangkaian perayaan berakhir pada hari ke
lima belas
bulan pertama (Cap Go Me), dimana orang-orang Tionghoa merayakan "Yuan
Xiao atau Festival Lampion". Belakangan festival lampion ini juga
diramaikan dengan Tarian Naga (Liang Liong) dan Akrobat Barongsai.
Legenda Perayaan Musim Semi
Menurut
legenda, konon pada masa lampau ada seorang pria bernama Wannian. Suatu hari ia
duduk dibawah pohon dan menyadari kalau bayangan pohon bergerak secara teratur
sesuai dengan pergerakan matahari. Berdasarkan pengamatannya, Wannian membuat
semacam pengukur v menggunakan tongkat. Namun sayang, pengukur waktu
penemuannya ini hanya berfungsi ketika sinar matahari tidak sedang tertutup
awan pada siang hari dan di malam hari sama sekali tidak dapat dipergunakan.
Hal ini memacu Wannian untuk menciptakan suatu alat yang tidak tergantung oleh
sinar matahari. la lalu membuat semacam jam dengan mempergunakan sebuah jar
yang diletakkan sedemikian rupa sehingga air di dalam jar tersebut akan menetes
perlahan dengan interval yang dapat diatur.
Di waktu
yang sama, Raja Zuyi sedang mencemaskan bencana alam yang melanda negerinya. la
yakin banyak penderitaan akibat bencana alam dapat dihindari atau setidaknya
dikurangi efeknya jika saja dia tahu bagaimana memprediksi cuaca. Salah satu
menterinya, A-heng yang ingin mencari muka di hadapan raja malah mengusulkan
raja mengadakan upacara sembahyang pada langit (Tuhan), katanya Kaisar Giok
(Bossnya Dewa-Dewi orang Tionghoa) minta sogokan atau kalau tidak akan
diturunkan bencana. Raja Zuyi menerima usulannya, tetapi bencana alam tetap
saja tidak dapat dihindari.
Ketika
Wannian mendengar hal itu, ia segera pergi menemui Raja Zuyi. la menerangkan
hasil observasinya mengenai waktu dan perubahan alam kepada sang raja. Zuyi
sangat terkesan sehingga ia segera mendirikan stasiun pengamat cuaca lengkap
dengan alat ukur waktu agar Wannian dapat menciptakan sebuah sistem kalender
demi kepentingan rakyatnya.
Beberapa
waktu kemudian, Raja Zuyi menyuruh A-heng untuk memeriksa basil pekerjaan Wannian.
Menteri tersebut pergi ke stasiun pengamat cuaca dan menemukan catatan-catatan
Wannian di dinding, bahwa satu siklus waktu yang terdiri dari 360 hari, 12
siklus bulan dan 4 perubahan musim. Agaknya Wanian hampir merampungkan
tugasnya. Khawatir kalau prestasi Wannian akan membuat dirinya tersingkir dari
lingkaran pengaruh Raja Zuyi, kemudian A-heng mengirim pembunuh bayaran untuk
menghabisi Wannian. Namun pembunuh bayaran tersebut tertangkap sebelum
mencelakai Wannian. Ketika Raja Zuyi mengetahui keterlibatan A-heng dalam
rencana pembunuhan tersebut, A-heng akhirnya dihukum pancung. Setelah itu Raja
Zuyi sendiri yang mengunjungi Wannian di stasiun cuacanya.
Wannian
menjelaskan bahwa ia telah berhasil menciptakan suatu kalender. Kebetulan saat
itu menurut sistem kalender penemuan Wannian, satu siklus tahunan akan segera
berakhir, karena itu ia meminta Raja Zuyi memilih suatu tanggal sebagai
permulaan atau hari pertama tahun yang baru. Raja Zuyi berpendapat hari pertama
musim semi mestinya tepat untuk dijadikan hari pertama permulaan tahun baru.
Musim semi adalah musim dimana segala sesuatu yang lama digantikan oleh yang
baru, musim dingin telah berlalu, bunga-bunga mulai bermekaran, tunas-tunas
tanaman mulai bertumbuhan.
Itulah
awal mula perayaan musim semi atau the spring festival. Perayaan inilah yang
kemudian dirayakan sebagai Chinese New Year atau di Indonesia dikenal sebagai Tahun
Baru Imlek.
Sebagai
penghargaan kepada Wannian yang telah menciptakan sistem kalender yang
mempergunakan sistem solar (peredaran matahari), Raja Zuyi memberi nama
kalender tersebut dengan nama " Kalender Wannian" dan memberi gelar
kepada Wannian sebagai "Dewa Panjang umur" dan memberi amplop merah
(angpao) berisi uang sebagai hadiah menyambut tahun baru.
Saat ini
perayaan dilakukan dengan jamuan besar dan berbagai kegiatan. Di Taiwan
dirayakan sebagai Festival Lampion. Di Asia Tenggara dikenal sebagai hari
Valentine Tionghoa, masa ketika wanita-wanita yang belum menikah berkumpul
bersama dan melemparkan jeruk kedalam laut. Dan secara umum saat ini pengucapan
selamat pada perayaan imlek dengan menyebutkan Gongxi Facai (Bahasa Mandarin)
atau Kung Hei Fat Choi (Bahasa Kantonis).
Cap Go
Meh melambangkan hari ke lima
belas dan hari terakhir dari masa perayaan Imlek bagi komunitas kaum migran
Tionghoa yang tinggal di luar Negeri leluhurnya, dan saat itu merupakan bulan
penuh (purnama) pertama di Tahun Baru tersebut.
---- oOo ----
PROFIL
Ajahn
Brahm
Ajahn
Brahmavamso (yang dikenal akrab sebagai Ajahn Brahm) dilahirkan dengan nama Peter
Betts di London, 7 Agustus 1951. la berasal dari latar keluarga buruh. la
mendapatkan beasiswa untuk belajar Fisika Teori di Cambridge University pada
tahun 1960-an akhir. Setelah lulus dari Cambridge ,
ia mengajar di SMU selama satu tahun sebelum pergi ke Thailand untuk menjadi biksu dan
berlatih di bawah bimbingan Ajahn Chah selama sembilan tahun.
Dalam
tahun-tahunnya sebagai biksu junior, ia diminta untuk menghimpun panduan
mengenai aturan disiplin monastik Buddhis dalam bahasa Inggris yang kemudian menjadi
dasar bagi aturan disiplin di banyak vihara tradisi Theravada di negara-negara
Barat.
Ajahn
Brahm kemudian diundang untuk datang ke Perth, Australia, oleh Buddhist Society
of Western Australia untuk membantu Ajahn Jagaro membabar dan mengajar. Awalnya
mereka berdua tinggal di sebuah rumah tua di pinggiran Perth bagian utara,
namun pada akhir tahun 1983 mereka membeli tanah desa dan berhutan seluas 39
hektar di perbukitan Serpentine, selatan Perth. Lahan ini kemudian menjadi Vihara
Bodhinyana (dinamai mengikuti nama guru mereka, Ajahn Chah Bodhinyana).
Bodhinyana kelak akan menjadi vihara tetap pertama di Belahan Bumi Selatan dan
saat ini adalah komunitas terbesar biksu Theravada di Australia. Pada awalnya,
tidak ada bangunan di tanah itu, dan karena hanya ada sedikit sekali umat
Buddha di Perth pada saat itu, dengan sedikit dana, para biksu mulai
mengerjakan pembangunan sendiri untuk menghemat uang. Jadi Ajahn Brahm belajar
perpipaan dan memasang batu bata, serta membangun sendiri banyak bangunan yang
masih ada hingga kini.
Pada
tahun 1994, Ajahn Jagaro mengambil cuti monastik dari Australia Barat dan lepas
jubah setahun kemudian. Hal ini seketika membuat Ajahn Brahm mengambil alih
posisi kepemimpinan. Meski awalnya enggan, Ajahn Brahm menjalani peran ini
dengan penuh keberanian dan semangat, dan segera diundang untuk membagikan
ajarannya yang jenaka dan menginspirasi di berbagai bagian lain Australia
dan Asia Tenggara. la pernah menjadi pembicara di International Buddhist Summit
di Phnom Penh tahun 2002, lalu di empat Buddhism Global Conference, la adalah
ketua konferensi pada Buddhism Global Conference IV, yang diadakan di Perth,
pada Juni 2006. Namun prestasi tersebut tidak menghentikannya untuk
mendedikasikan waktu dan perhatiannya bagi mereka yang sakit dan sekarat, bagi
mereka dalam penjara atau sakit kanker, bagi orang-orang yang ingin belajar
meditasi, dan tentu saja bagi persamuhan biksunya.
Saat ini
Ajahn Brahm adalah Biksu Kepala Vihara Bodhinyana di Serpentine, Direktur
Spiritual Buddhist Society of Western Australia, Penasihat Spiritual Buddhist
Society of Victoria, Penasihat Spiritual Buddhist Society of South Australia,
Pelindung Spiritual Buddhist Fellowship di Singapore, dan kini bekerja sama
dengan biksu dan biksuni dari semua tradisi Buddhis untuk mendirikan Australian
Sangha Association.
Pada
bulan Oktober 2004, Ajahn Brahm dianugerahi Medali John Curtin atas visi,
kepemimpinan, dan pelayanannya bagi masyarakat Australia
oleh Curtin University .
Ajahn
Brahm juga telah melahirkan beberapa buku, yang di Indonesia diterbitkan dengan
judul Si Cacing dan Kotoran Kesayangannya, Superpower Mindfulness, Hidup Senang
Mati Tenang, Horeee! Guru Si Cacing Datang, dan Si Cacing dan Kotoran
Kesayangannya 2!.
Dalam
usia senjanya, Ajahn Brahm masih sangat aktif berkeliling dunia untuk
berceramah dan mengajar meditasi. Ratusan ceramah Ajahn Brahm kini tersedia
gratis untuk diunduh, dalam format suara maupun video. Rekaman ceramah ini
diunduh jutaan kali dalam setahun dan kini bisa dikatakan bahwa tak satu detik
pun berlalu tanpa seorang pun, di mana pun di Bumi, yang tengah mengunduh dan
mendengarkan ceramah Ajahn Brahm.
---- oOo ----
Bunga dan llalang
(Sumber: Si Cacing dan Kotoran Kesayangannya 2!, Awareness
Publication, 2011)
Kebajikan
dan kejahatan itu bagaikan bunga dan ilalang. Anda tidak perlu menyingkirkan
ilalangnya, cukup tumbuhkan lebih banyak bunga. Semboyan saya adalah selalu
membiarkan ilalangnya, sebab bunga akan mencekik ilalang dan ilalang akan mati
dengan sendirinya. Jadi, jika Anda terus berfokus pada bunga, kebajikan, dalam
diri Anda atau orang lain, kebajikan itulah yang akan mereka tunjukkan kepada
Anda atau kepada diri mereka sendiri. Kebajikan mereka akan tumbuh...,
tumbuh..., dan tumbuh....
Jadi
nasihat saya kepada Anda, jika istri Anda selalu bertengkar dengan Anda atau
suami Anda begitu payah, maafkanlah pertengkaran itu, lupakan mengenai hal
negatif itu, jangan buang-buang waktu memikirkan atau mengingatnya. Namun,
kapan pun mereka melakukan hal yang baik, ingatlah itu. Milikilah syukur
ketimbang keluhan.
Jika
Anda memiliki syukur ketimbang keluhan, Anda akan selalu melihat sifat baik orang-orang
dan melupakan sifat buruk mereka. Sungguh mengagumkan bagaimana sifat baik
mereka ternyata akan bertumbuh. Lalu, ketika mereka mengetahui bahwa Anda
melihat sisi baik mereka, kebaikan mereka, maka:
1. Mereka merasa bahwa Anda
adalah sahabat mereka, Anda memahami mereka.
2. Sifat baik mereka itu
akan jadi tumbuh betulan.
Saya
mendapati banyak orang tertekan yang datang ke Vihara saya. Beberapa orang
benar-benar punya kasus berat, begitu sedih, mereka memiliki hidup yang sangat
berat, memutuskan bahwa mereka sudah tak ada harapan lagi, bahkan ingin bunuh
diri. Jadi, Anda cukup menghadapi mereka dan bersikap baik terhadap sesuatu di
dalam diri mereka yang benar-benar bisa Anda hargai. Ketika Anda melihat hal
yang berharga itu — bunga itu, maka mereka akan menyadari bahwa ada sesuatu
dalam diri mereka yang benar-benar bisa Anda hargai dan yang bisa mereka hargai
sendiri, dan hal itu pun akan mulai tumbuh.
--oOo--
DHAMMA
Namo
Tassa Bhagavato Arahato Samma Sambuddhassa
Only We Can Help Ourselves
HANYA KITALAH YANG DAPAT MENOLONG DIRI
KITA SENDIRI
Apa Itu
Kamma?
Kamma biasanya
merupakan subyek yang menarik karena berhubungan dengan setiap orang dan
terdapat banyak aspek yang berbeda darinya. Terdapat banyak hukum alam yang
menyangkut hidup kita tetapi yang paling penting adalah hukum kamma vipaka. Di
dalam sutta (A.N. 6.63) Buddha berkata "Kehendak, para
bhikkhu, yang saya sebut Kamma. Setelah berkehendak, orang melakukan suatu
tindakan lewat tubuh, ucapan atau pikiran", Ini berarti bahwa tindakan
yang dikehendaki adalah kamma, dan vipaka adalah akibat atau
pengaruh daripadanya. Akibatnya dapat segera masak, masak beberapa waktu kemudian
dalam kehidupan ini, atau masak di kehidupan yang akan datang.
Kamma
vipaka kadang-kadang diterjemahkan sebagai sebab dan akibat ('yin kuo'
dalam buku mandarin) tetapi itu bukan terjemahan yang bagus. Ini
dikarenakan ada dua jenis sebab dan akibat-sebab akibat duniawi dan sebab
akibat kamma. Perbedaannya dapat dilihat, sebagai contohnya, ketika anda
mengemudi mobil dan tiba-tiba seorang anak kecil berlari menyeberangi jalan,
anda menabrak dan membunuhnya. Anda tidak memiliki kehendak untuk membunuh anak
kecil itu, jadi anda tidak menciptakan kamma apapun. Tetapi, anda
menabraknya dan keluarga anak tersebut mungkin saja menarik anda keluar dari
mobil ketika anda berhenti, dan memukul anda. Sebagai tambahan, mereka mungkin,
saja menuntut anda di pengadilan. Jadi adanya akibat daripada melanggar anak
tersebut, yakni anda mendapat pukulan dan dituntut di pengadilan. Tetapi, ini
adalah sebab dan akibat yang bersifat duniawi. Tidak berhubungan (dengan kamma
vipaka Buddhis karena tidak adanya kehendak dari anda untuk membunuh anak
tersebut. Jadi kita harus membedakan dengan jelas antara sebab dan akibat
duniawi dengan kamma vipaka (tindakan yang disertai kehendak dan
akibatnya). Mereka berbeda karena yang satu menyangkut tindakan yang disertai
kehendak dan yang lainnya tidak.
Kemudian timbul
pertanyaan : bagaimana kita menciptakan
kamma? Kamma diciptakan melalui
tiga pintu, yakni tubuh, ucapan, dan pikiran. Kamma tak bajik dari tubuh
adalah membunuh, mencuri, dan berasusila. Kamma
tak bajik dari ucapan adalah berbohong, mengadu domba antara yang satu dengan
yang lain untuk menimbulkan ketidakharmonisan, berbicara kasar, dan gosip. Kamma
tak bajik dari pikiran adalah iri hati/bersifat tamak, dengki/benci, dan
berpandangan salah. Kamma dari pikiran bukanlah banyak berpikiran atau
khayalan tetapi pikiran disertai kehendak.
Apa itu kamma yang bajik dan apa itu kamma yang tak bajik? Dengan kata lain
apa itu kamma baik dan kamma buruk? Kamma baik adalah
yang bermanfaat bagi makhluk hidup, membantu makhluk hidup, dan membuat mereka
berbahagia. Kesepuluh kamma baik
adalah lawan dari kesepuluh kamma
buruk yang disebutkan di paragraf sebelumnya kamma buruk atau kamma
tak bajik adalah yang merugikan makhluk hidup, yang mengakibatkan penderitaan
makhluk hidup. Kesepuluh kamma buruk adalah seperti yang disebutkan di
atas. Dengan cara demikian kriteria baik dan buruk dalam ajaran Buddhis adalah berbeda
dengan, agama lainnya.
Pengaruh dari kamma juga bersifat lama. Sebagai
contohnya, dalam salah satu sutta (A.N. 5.31) seorang putri raja yang bernama Sumana
datang menemui Buddha dan bertanya apakah ada perbedaan antara
seseorang yang menyenangi perbuatan memberi makanan pada para bhikkhu, dengan
seseorang lainnya yang tidak, jika keduanya dilahirkan di alam surga. Buddha
berkata perbedaan antara kedua orang tersebut adalah si pemberi makanan
mengungguli yang bukan pemberi makanan dalam hal panjangnya usia kehidupan,
kecantikan kebahagiaan, pengaruh, dan kekuasaan (surgawi). Sumana lanjut
bertanya apakah ada perbedaan antara keduanya jika mereka kemudian dilahirkan
di alam manusia. Lagi, Buddha berkata ada, si pemberi makanan
mengungguli yang bukan pemberi makanan dalam hal panjangnya usia kehidupan,
kecantikan, kebahagiaan, pengaruh, dan kekuasaan.
Sumana bertanya
lagi apakah ada perbedaan antara keduanya jika mereka melepaskan keduniawian,
dan menjadi bhikkhu. Buddha menyetujui adanya perbedaan. Si pemberi
makanan, sebagai seorang bhikkhu akan mendapatkan lebih banyak
persembahan makanan, kain jubah, obat-obatan dari umat awam; lebih banyak orang
akan menyenangi dirinya dan dia akan mempunyai lebih banyak tempat untuk
tinggal dibandingkan dengan yang bukan pemberi makanan. Jadi kita bisa melihat
akibat dari kamma yang berlangsung lama yang dapat mengikuti kita di
beberapa kehidupan.
SEGENGGAM DAUN BODHI
Penerjemah :
Yuliana Lie Pannasiri, MBA
Andromeda Nauli, Ph.D
Penyunting :
Nana Suriya Johnny, SE
TANYA JAWAB DENGAN BHIKKHU UTTAMO
Dari: Viriya, Makasar
Namo Buddhaya, Bhante, saya ingin bertanya:
1. Jika kita sering memberi
persembahan amisa puja di altar apakah hal itu termasuk dana ?
2. Apa pengertian dana
menurut Agama Buddha ?
3. Jika kita menyumbangkan
tenaga untuk menolong orang lain apa termasuk dana juga ?
Jawaban
:
1. Amisa puja sering diartikan sebagai
penghormatan dengan materi. Amisa puja yang dipersembahkan di altar Sang Buddha
dimaksudkan untuk menghormati Beliau. Persembahan ini dapat disebut sebagai
kerelaan atau dana. Namun, hal penting yang harus dilakukan pada saat
mempersembahkan amisa puja adalah melakukan perenungan. Perenungan tersebut
adalah jika seseorang telah mampu mempersembahkan amisa puja dengan barang yang
baik, ia hendaknya juga berusaha memberikan perbuatan baik, ucapan baik serta
pikiran baik kepada masyarakat di sekitarnya. Apabila perenungan ini dilaksanakan
dalam kehidupan sehari-hari, maka kerelaan atau dana dengan amisa puja itu akan
memberikan manfaat yang tinggi.
2. Dana atau sering disebut sebagai kerelaan
adalah pemberian seseorang kepada pihak lain. Pemberian ini dapat berbentuk
materi (barang) ataupun bukan materi yaitu jasa, bantuan dalam bentuk tenaga
maupun pikiran bahkan memberikan maaf kepada mereka yang pernah melakukan
kesalahan. Pelaksanaan kerelaan atau dana dalam Agama Buddha merupakan latihan
awal karena hal ini mudah dilakukan. Dengan melaksanakan kerelaan secara rutin,
seseorang akan dilatih batinnya untuk mempunyai tingkat kepedulian yang lebih
tinggi terhadap pihak lain. Sikap batin ini akan dapat membantunya melaksanakan
Dhamma yang lain yaitu kemoralan dan konsentrasi atau meditasi.
3. Seperti yang telah disampaikan dalam jawaban
di atas, kerelaan atau dana bersifat bukan materi dapat berbentuk bantuan
tenaga maupun pikiran kepada pihak lain.
Semoga jawaban singkat
ini dapat memberikan kejelasan tentang makna dan pelaksanaan dana atau kerelaan
dalam kehidupan sehari-hari.
Semoga selalu berbahagia.
JADWAL KEGIATAN RUTIN
METTA VIHARA TEGAL
JADWAL PUJA BAKTI
Puja Bakti Umum Minggu Pagi : Pk. 07.30 WIB - 09.00 WIB
Puja Bakti Sekolah Minggu : Pk. 09.30 WIB - 11.00 WIB
Puja Bakti Remaja Hari Sabtu : Pk. 18.30 WIB - 19.30 WIB
Puja Bakti Uposatha : Setiap tanggal 1, 8, 15, 23 Penanggalan Lunar
Jam
19.30 WIB - 21.00 WIB
Latihan Nyanyi Hari Sabtu : Pk. 19.30 WIB - 22.00 WIB
Percikan Bijak AJAHN BRAHM
·
Apa pun yang kau lakukan, pintu hatiku selalu terbuka untukmu
·
Jangan pernah izinkan orang lain merenggut kebahagiaanmu
·
Orang bijak bukanlah orang yang tidak pernah melakukan kesalahan,
namun mereka yang memaafkan dirinya dan belajar dari kesalahan
·
Ketika tak ada yang perlu dilakukan ya jangan ngapa-ngapain!
·
Kedamaian lebih penting daripada siapa yang benar dan siapa yang
salah
·
Esensi Dharma adalah... melepas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar