Jumat, 23 Agustus 2013

BRIVI FEBRUARI 2012

Tegal, 24 Februari 2012                                                                                          
No : 54, Tahun Keenam
 

Penasehat                   :   Ketua Yayasan Metta Jaya
Penanggung Jawab       :   Ketua Dayakasabha Metta Vihara Tegal
Pimpinan Redaksi         :   Ibu Tjutisari
Redaksi Pelaksana       :   1.   Ibu Pranoto               4.   Liliyani
                                      2.   Suriya Dhammo         5.   Metta Kurniyawati
                                      3.   Ade Kristanto            
Alamat Redaksi            :   Metta Vihara
                                      Jl. Udang No. 8 Tegal Telp. (0283) 323570
BCA
No Rekening : 0479073688
an. YUNINGSIH ASTUTI - TUSITA WIJAYA


DHAMMAPADA ATTAKHATA
Bab I - Syair 2
Pikiran adalah pelopor dari segala sesuatu, pikiran adalah pemimpin, pikiran adalah pembentuk. Bila seseorang berbicara atau berbuat dengan pikiran murni, maka kebahagiaan akan mengikutinya bagaikan bayang-bayang yang tak pernah meninggalkannya.
     
Kisah Matthakundali

Seorang brahmana bernama Adinnapubbaka mempunyai anak tunggal yang amat dicintai dan disayangi bernama Matthakundali. Sayang, Adinnapubbaka adalah seorang kikir dan tidak pernah memberikan sesuatu kepada orang lain. Bah-kan perhiasan emas untuk anak tunggalnya dikerjakan sendiri demi menghemat upah yang harus diberikan kepada tukang emas.

Suatu hari, anaknya jatuh sakit, tetapi tidak satu tabib pun diundang untuk mengobati anaknya. Ketika menyadari anaknya telah mendekati ajal, segera ia membawa anaknya keluar rumah dan dibaringkan di beranda, sehingga orang-orang yang berkunjung ke rumahnya tidak mengetahui keadaan itu.
Sebagaimana biasanya, di waktu pagi sekali, Sang Bud­dha bermeditasi. Setelah selesai, dengan mata Ke-Buddha-an Beliau melihat ke seluruh penjuru, barangkali ada makhluk yang memerlukan pertolongan. Sang Buddha meli­hat Matthakundali sedang berbaring sekarat di beranda. Be­liau merasa bahwa anak itu memerlukan pertolonganNya.
Setelah memakai jubahNya, Sang Buddha memasuki kota Savatthi untuk berpindapatta. Akhirnya Beliau tiba di rumah brahmana Adinnapubbaka. Beliau berdiri di depan pintu ru­mah dan memperhatikan Matthakundali. Rupanya Matthakundali tidak sadar sedang diperhatikan. Kemudian Sang Bud­dha memancarkan sinar dari tubuh-Nya, sehingga mengundang perhatian Matthakundali, brahmana muda.
Ketika brahmana muda melihat Sang Buddha timbullah keyakinan yang kuat dalam batinnya. Setelah Sang Buddha pergi. ia meninggal dunia dengan hati yang penuh keyakinan terhadap Sang Buddha dan terlahir kembali di alam surga Tavatimsa.
Dari kediamannya di surga, Matthakundali melihat ayah­nya berduka cita atas dirinya di tempat kremasi. la merasa iba. Kemudian ia menampakkan dirinya sebagaimana dahulu sebelum ia meninggal, dan memberitahu ayahnya bahwa ia telah terlahir di alam surga Tavatimsa karena keyakinannya kepada Sang Buddha. Maka ia menganjurkan ayahnya mengundang dan berdana makanan kepada Sang Buddha.
Brahmana Adinnapubbaka mengundang Sang Buddha untuk menerima dana makanan. Selesai makan, ia bertanya, "Bhante, apakah seseorang dapat, atau tidak dapat, terlahir di alam surga; hanya karena berkeyakinan terhadap Buddha tanpa berdana dan tanpa melaksanakan moral (sila)?"
Sang Buddha tersenyum mendengar pertanyaan itu. Ke­mudian Beliau memanggil dewa Matthakundali agar menam­pakkan dirinya. Matthakundali segera menampakkan diri, tubuhnya dihiasi dengan perhiasan surgawi, dan menceritakan kepada orang tua dan sanak keluarganya yang hadir, bagaimana ia dapat terlahir di alam surga Tavatimsa. Orang-orang yang memperhatikan dewa tersebut menjadi kagum. bahwa anak brahmana Adinnapubbka mendapatkan kemuliaan han­ya dengan keyakinan terhadap Sang Buddha.
Pertemuan itu diakhiri oleh Sang Buddha dengan membabarkan syair kedua berikut ini :


Pikiran adalah pelopor dari segala sesuatu, pikiran adalah pemimpin, pikiran adalah pembentuk. Bila seseorang berbicara atau berbuat dengan pikiran jahat, maka penderitaan akan mengikutinya bagaikan roda pedati mengikuti langkah kaki lembu yang menariknya.
Pada akhir khotbah Dhamma itu, Matthakundali dan Adinnapubbaka langsung mencapai tingkat kesucian Sotapatti. Kelak, Adinnapubbaka mendanakan hampir semua kekayaannya bagi kepentingan Dhamma.


SEKAPUR SIRIH

Namo Buddhaya,
Peran serta dan partisipasi Bapak / Ibu / Saudara adalah bagian dari kesinambungan pemberitaan buletin Brivi.
Buletin yang tengah Bapak / Ibu / Saudara baca ini merupakan media komunikasi dan persaudaraan umat Metta Vihara Tegal.
Redaksi berharap Anda dapat mengirimkan artikel baik karya sendiri maupun mengambil dari buku lain dengan mencantumkan sumbernya agar umat Metta Vihara  dapat memperluas wawasannya.
Dana Anda sangat berarti bagi kesinambungan dan pengembangan Buddhasasana di Tegal dan sekitarnya. Kirimkan dana Anda ke Rekening :
BCA, 0479073688 an. YUNINGSIH ASTUTI - TUSITA WIJAYA
Dengan kerendahan hati, kami menyadari masih banyak hal yang perlu diperbaiki agar Brivi dapat menjadi media komunikasi dan persaudaraan umat Metta Vihara Tegal yang berkualitas.
Kami menerima segala masukan, kritik dan saran demi kebersamaan dan kemajuan batin kita semua, agar semakin maju dalam pendalaman Buddhasasana.
Semoga semua makhluk hidup berbahagia.

Redaksi

JADWAL SEBULAN PENDALAMAN DHAMMA
METTA VIHARA TEGAL TH. 2012
No
Hari / Tanggal
Waktu
Acara / Tempat
Pembicara
1
Jumat,
6 April 2012
19.00-19.30
19.30-22.00
Puja bakti di Dhammasala
Dhamma class di Ruang Serbaguna
Upa. Andianto
2
Sabtu,
6 April 2012
19.00-19.30
19.30-22.00
Puja bakti di Dhammasala
Dhamma class di Ruang Serbaguna
B. Cattaman Thera
3
Minggu - Senin,
8 - 9 April 2012
19.00-19.30
19.30-22.00
Puja bakti di Dhammasala
Dhamma class di Ruang Serbaguna
B. Khemanando Thera
4
Selasa,
10 April 2012
19.00-selesai
Puja bakti dan latihan meditasi di Dhammasala
-
5
Rabu - Kamis,
11 - 12 April 2012
19.00-19.30
19.30-22.00
Puja bakti di Dhammasala
Dhamma class di Ruang Serbaguna
B. Piyadhiro
6
Jumat - Sabtu,
13 - 14 April 2012
19.00-19.30
19.30-22.00
Puja bakti di Dhammasala
Dhamma class di Ruang Serbaguna
Pandita Harmanto
7
Minggu,
15 April 2012
19.00-selesai
Puja bakti dan latihan meditasi di Dhammasala
-
8
Senin - Selasa,
16 - 17 April 2012
19.00-19.30
19.30-22.00
Puja bakti di Dhammasala
Dhamma class di Ruang Serbaguna
B. Jayamedho
9
Rabu, Kamis, Jumat, 18, 19, 20 April 2012
19.00-selesai
Puja bakti & Meditasi di Dhammasala
-
10
Sabtu,
21 April 2012
19.00-selesai
Puja bakti & Meditasi di R. Penghormatan Leluhur
-
11
Minggu, Senin, Selasa, 22, 23, 24 April 2012
19.00-selesai
Puja bakti & Meditasi di Dhammasala
-
12
Rabu - Kamis,
25 - 26 April 2012
19.00-19.30
19.30-22.00
Puja bakti di Dhammasala
Dhamma class di Ruang Serbaguna
B. Jaya Ratano
13
Jumat - Sabtu,
27 - 28 April 2012
19.00-19.30
19.30-22.00
Puja bakti di Dhammasala
Dhamma class di Ruang Serbaguna
B. Indaguno
14
Minggu - Senin,
29 - 30 April 2012
19.00-selesai
Puja bakti dan meditasi di Dhammsala
-
15
Selasa, Rabu, Kamis,
1, 2, 3 Mei 2012
19.00-selesai
Puja bakti dan bimbingan meditasi
B. Khemmaviro
16
Sabtu,
4 Mei 2012
19.00-selesai
Puja bakti & meditasi di Dhammasala
-

JADWAL TUGAS PUJA BHAKTI METTA VIHARA TEGAL
HARI / TANGGAL
PIMPINAN KEBAKTIAN
DHAMMADESANA
Minggu, 4 Maret 2012
1.    Lie Ing Beng
-
2.    Tan Tjoe Sin
Minggu, 11 Maret 2012
1.    Tan Hok Sioe
Suriyadhammo
2.    Yanto
Minggu, 18 Maret 2012
1.    Yuningsih Pranoto
Tan Siauw Liong
2.    Oey Sian Giok
Minggu, 25 Maret 2012
1.    Tan Tjwie Sian
Tjutisari
2.    Yoe Djiet Liang

METTA VIHARA
JL. Udang No. 8 Telp. / Fax. 0283 - 323570 Tegal 52111
 



KESEMPATAN MENANAM BIBIT UNGGUL
DI LADANG YANG SUBUR

Suatu kesempatan baik bagi Bapak/lbu/Saudara untuk berbuat kebajikan, dengan menunjang Dana Metta Vihara Tegal, dengan berdana tetap setiap bulan, menjadi donator tetap setiap bulan. Berapapun nilainya sangat berarti bagi pembinaan Buddha Dhamma di Metta Vihara Tegal.
Ibarat menanam bibit unggul di ladang yang subur akan menghasilkan panen yang melimpah, demikian juga dengan berdana kepada Vihara akan mendapat berkah keberuntungan yang melimpah.
Bagi Bapak/lbu/Saudara yang berminat dapat menghubungi:
1.   Metta Vihara               Jl. Udang No. 8 Tegal                       (0283)323570
2.   Bpk. Lie Ing Beng       Jl. Hos Cokrominoto No. 69 Tegal     081326979788
3.   Ibu Pranoto                Jl. Cendrawasih No. 17 Tegal            (0283)351238
4.   Ibu Tusita Wijaya      Jl. Salak No. 123 Tegal                     (0283)356017
5.   Ibu Ang Siu Lan         Jl. Udang No. 7 Tegal                        081548134633
6.   Ibu Tjutisari                Jl. Gurami No. 53 Tegal                    08174939382
7.   Bpk. Suriyadhammo   Jl. KH. Nakhrawi No. 10 Tegal           085727489261

Dana Anda dapat ditransfer ke Rekening BCA 0479073688
an. YUNINGSIH ASTUTI - TUSITA WIJAYA

Atas perhatian dan dananya kami ucapkan anumodana dan terima kasih.
Semoga semua makhluk hidup berbahagia.

                                                                             Tegal, 28 Januari 2012
                                                                                   Metta Cittena,
                                                                            ttd                          ttd
                                                                   Lie Ing Beng      Suriyadhammo
                                                                          Ketua                  Sekretaris


 




 





















































 






















DANA
Telah terima dana dari :
1.     Ibu Tjutisari                           
2.     Ibu Thio Hong                       
3.     Ibu Lie Ing Beng                    
4.     Ibu Oey Bin Nio                     
5.     Sdri. Ong Kiok In
6.     Alm. Ong Bian Mo

Semoga kebajikan yang telah dilakukan Bapak / Ibu / Saudara berbuah dalam bentuk kebahagiaan bersama keluarga. Semoga semua makhluk hidup berbahagia.

·         Pada tanggal 23 Januari 2012, Puja Bhakti Uposatha Chia Gwee Ce It dilaksanakan di ruang penghormatan leluhur Adiguna Sarana bertepatan dengan hari Tahun Baru Imlek, suasana meriah namun sederhana di Metta Vihara Tegal. Setelah puja bakti selesai diadakan ramah taman dan nyanyi bersama diiringi solo organ. Acara berlangsung dari pukul 19.00 dan berakhir pada pukul 22.00 WIB.
Semoga keakraban semakin terjalin diantara umat Metta Vihara Tegal.
Semoga semua makhluk hidup berbahagia.
·         Baksos Pemuda Metta Vihara Tegal.
Pada hari Sabtu, 28 Januari 2012 sekitar pukul 19.00 WIB Pemuda/i Metta Vihara mengadakan bakti sosial ke Yayasan Tunas Harapan yang beralamat di Jl. Antareja No. 24 (Slerok) Tegal. Baksos tersebut bertepatan dengan moment Tahun Baru Imlek 2563/2012. Pemuda/i sangat antusias dalam kegiatan sosial ini yang diikuti 20 orang. Setiba di sana kami disambut dengan ramah dan hangat oleh Pengurus Yayasan Tunas Harapan. Acara pembukaan diawali dengan sambutan dari ibu Ratna selaku pimpinan dengan menyampaikan latar belakang Yayasan Tunas Harapan. Ibu Ratna menjelaskan bahwa Yayasan tersebut bergerak di bidang sosial dengan menyalurkan dana kepada anak yatim piatu dan orang tua pra sejahtera yang berjumlah ±100 orang. Namun, mereka tidak ditampung langsung oleh Yayasan melainkan tinggal di rumah masing-masing. Setiap bulan Yayasan berkewajiban memberikan sembako, membayar biaya sekolah serta perlengkapan sekolah bagi anak-anak yatim piatu mulai dari jenjang pendidikan SD, SMP, SMA dan hebatnya lagi ada beberapa anak yang dikuliahkan karena berprestasi. Meskipun kami tidak sempat bertemu langsung dengan mereka, tetapi kami merasa bahagia bisa sedikit meringankan beban mereka.
Sambutan selanjutnya oleh Sdr. Aji Tristio yang menyampaikan maksud kedatangan Pemuda/i Metta Vihara serta penyerahan dana. Tak lama kemudian kami diberi hidangan makanan kecil dan minum. Suasana terjalin dengan akrab dan santai kami pun melanjutkan dengan foto bersama, Sekitar pukul 20.00 WIB kami berpamitan pulang dengan berjabat tangan. Acara berjalan dengan lancar dan sukses sesuai rencana. Kami sampaikan anumodana kepada Bapak/Ibu/Saudara sedhamma yang telah membantu baik berupa materi maupun dukungan demi terwujudnya acara baksos ini. Semoga kebajikan yang sudah Bapak/Ibu/Saudara sedhamma lakukan berbuah dalam bentuk kebahagiaan.
·         Pada tanggal 12 Februari 2012, pukul 09.00 diadakan perayaan Magha Puja di Metta Vihara Tegal, diawali dengan puja bakti dengan dihadiri oleh Sangha Nayaka YM Bhikkhu DR. JOTIDHAMMO MAHATERA, dalam khotbahnya menguraikan :
Hari pertama di bulan Magha, Sang Tathagata yang Maha Suci yang telah mencapai penerangan sempurna, membabarkan ovada patimokkha di tengah himpunan para siswa yang mempunyai 4 ciri :
  1. Hadir 1.250 Bhikkhu
  2. Semuanya telah mencapai tingkat kesucian tertinggi Arahat.
Kesemuanya ditabbiskan langsung oleh Sang Buddha dengan memperoleh penabbisan Ehi Bhikkhu Upasampada.
  1. Mereka tanpa diundang hadir di tempat Sang Buddha.
  2. Dalam pertemuan itu Sang Buddha melakukan visuddhi uposatha, membabarkan ovadapatimokkha, di veluvana arama, dekat hutan Kalamdakanivapa. Saat purnama sidhi di bulan Magha.
Sang Buddha menguraikan dalam syair sbb :
Jangan berbuat jahat
Tambah kebajikan
Bersihkan hati dan pikiran sendiri-sendiri
Itulah ajaran para Buddha
Peringatan Magha Puja selesai sekitar pukul 11.00 WIB, dilanjutkan dengan dana, makanan. Pengarahan dan pemberkahan oleh B. Jotidhammo kepada Dayakasabha Metta Vihara periode 1 Januari 2012 - 31 Desember 2013. Selamat bekerja. Semoga semua makhluk hidup berbahagia.


Asal Mula Perayaan
Tahun Baru Imlek atau Chinese New Year

Sumber: http://huiangede.blogspot.com/2012/01/tahun-baru-imlek-2012.html

Di Negara asalnya yaitu China dan juga negara yang mayoritas berpenduduk Chinese seperti Taiwan, Hongkong Perayaan Tahun Baru ini juga disebut Perayaan Musim Semi, " Chung Chie atau The Spring Festival ". Secara resmi perayaan ini kemudian disebut Chinese New Year (Tahun Baru Chinese). Nama ini digunakan untuk mengganti sebutan Tahun baru Lunar sejak setelah revolusi Xinhai pada tahun 1911. Aslinya perayaan musim semi ini adalah warisan masa lampau yaitu ritual La.
Secara umum, La adalah hari terakhir dalam satu tahun pada saat panen raya sudah dirampungkan dan sebagai ungkapan rasa syukur, orang Chinese (Tionghoa) memberikan sesaji kepada para dewa dan leluhur.
Menurut kamus bahasa China modern, La berarti periode bulan ke dua belas menurut kalender lunar di saat mana upacara ritual untuk menghormati dewa-dewi dan leluhur dilaksanakan.
Pada masa Dinasti Han berkuasa di Tiongkok, Xu Shen menulis dalam bukunya bahwa, pada hari La, 36 hari setelah perayaan Dongzhi (yaitu hari terpendek dalam satu tahun yang biasanya bertepatan dengan tanggal 21 atau 22 bulan Desember), semua dewa diberikan sesaji.
Walaupun perayaan musim semi ini jatuh pada hari pertama bulan pertama suatu tahun, namun umumnya perayaan berlangsung sepanjang bulan. Dimulai dengan pesta atau perayaan membuat dan memakan semacam bubur special yang disebut " La Ba Zhou " pada hari ke delapan bulan ke duabelas tahun lunar. Bubur ini disebut juga "Bubur hari ke delapan dari La".
Di bagian Selatan China, dan juga dibawa hingga ke negara-negara di Asia Tenggara, makanan ini dikenal sebagai "onde-onde berkuah". Rangkaian perayaan berakhir pada hari ke lima belas bulan pertama (Cap Go Me), dimana orang-orang Tionghoa merayakan "Yuan Xiao atau Festival Lampion". Belakangan festival lampion ini juga diramaikan dengan Tarian Naga (Liang Liong) dan Akrobat Barongsai.
Legenda Perayaan Musim Semi
Menurut legenda, konon pada masa lampau ada seorang pria bernama Wannian. Suatu hari ia duduk dibawah pohon dan menyadari kalau bayangan pohon bergerak secara teratur sesuai dengan pergerakan matahari. Berdasarkan pengamatannya, Wannian membuat semacam pengukur v menggunakan tongkat. Namun sayang, pengukur waktu penemuannya ini hanya berfungsi ketika sinar matahari tidak sedang tertutup awan pada siang hari dan di malam hari sama sekali tidak dapat dipergunakan. Hal ini memacu Wannian untuk menciptakan suatu alat yang tidak tergantung oleh sinar matahari. la lalu membuat semacam jam dengan mempergunakan sebuah jar yang diletakkan sedemikian rupa sehingga air di dalam jar tersebut akan menetes perlahan dengan interval yang dapat diatur.
Di waktu yang sama, Raja Zuyi sedang mencemaskan bencana alam yang melanda negerinya. la yakin banyak penderitaan akibat bencana alam dapat dihindari atau setidaknya dikurangi efeknya jika saja dia tahu bagaimana memprediksi cuaca. Salah satu menterinya, A-heng yang ingin mencari muka di hadapan raja malah mengusulkan raja mengadakan upacara sembahyang pada langit (Tuhan), katanya Kaisar Giok (Bossnya Dewa-Dewi orang Tionghoa) minta sogokan atau kalau tidak akan diturunkan bencana. Raja Zuyi menerima usulannya, tetapi bencana alam tetap saja tidak dapat dihindari.
Ketika Wannian mendengar hal itu, ia segera pergi menemui Raja Zuyi. la menerangkan hasil observasinya mengenai waktu dan perubahan alam kepada sang raja. Zuyi sangat terkesan sehingga ia segera mendirikan stasiun pengamat cuaca lengkap dengan alat ukur waktu agar Wannian dapat menciptakan sebuah sistem kalender demi kepentingan rakyatnya.
Beberapa waktu kemudian, Raja Zuyi menyuruh A-heng untuk memeriksa basil pekerjaan Wannian. Menteri tersebut pergi ke stasiun pengamat cuaca dan menemukan catatan-catatan Wannian di dinding, bahwa satu siklus waktu yang terdiri dari 360 hari, 12 siklus bulan dan 4 perubahan musim. Agaknya Wanian hampir merampungkan tugasnya. Khawatir kalau prestasi Wannian akan membuat dirinya tersingkir dari lingkaran pengaruh Raja Zuyi, kemudian A-heng mengirim pembunuh bayaran untuk menghabisi Wannian. Namun pembunuh bayaran tersebut tertangkap sebelum mencelakai Wannian. Ketika Raja Zuyi mengetahui keterlibatan A-heng dalam rencana pembunuhan tersebut, A-heng akhirnya dihukum pancung. Setelah itu Raja Zuyi sendiri yang mengunjungi Wannian di stasiun cuacanya.
Wannian menjelaskan bahwa ia telah berhasil menciptakan suatu kalender. Kebetulan saat itu menurut sistem kalender penemuan Wannian, satu siklus tahunan akan segera berakhir, karena itu ia meminta Raja Zuyi memilih suatu tanggal sebagai permulaan atau hari pertama tahun yang baru. Raja Zuyi berpendapat hari pertama musim semi mestinya tepat untuk dijadikan hari pertama permulaan tahun baru. Musim semi adalah musim dimana segala sesuatu yang lama digantikan oleh yang baru, musim dingin telah berlalu, bunga-bunga mulai bermekaran, tunas-tunas tanaman mulai bertumbuhan.
Itulah awal mula perayaan musim semi atau the spring festival. Perayaan inilah yang kemudian dirayakan sebagai Chinese New Year atau di Indonesia dikenal sebagai Tahun Baru Imlek.
Sebagai penghargaan kepada Wannian yang telah menciptakan sistem kalender yang mempergunakan sistem solar (peredaran matahari), Raja Zuyi memberi nama kalender tersebut dengan nama " Kalender Wannian" dan memberi gelar kepada Wannian sebagai "Dewa Panjang umur" dan memberi amplop merah (angpao) berisi uang sebagai hadiah menyambut tahun baru.
Saat ini perayaan dilakukan dengan jamuan besar dan berbagai kegiatan. Di Taiwan dirayakan sebagai Festival Lampion. Di Asia Tenggara dikenal sebagai hari Valentine Tionghoa, masa ketika wanita-wanita yang belum menikah berkumpul bersama dan melemparkan jeruk kedalam laut. Dan secara umum saat ini pengucapan selamat pada perayaan imlek dengan menyebutkan Gongxi Facai (Bahasa Mandarin) atau Kung Hei Fat Choi (Bahasa Kantonis).
Cap Go Meh melambangkan hari ke lima belas dan hari terakhir dari masa perayaan Imlek bagi komunitas kaum migran Tionghoa yang tinggal di luar Negeri leluhurnya, dan saat itu merupakan bulan penuh (purnama) pertama di Tahun Baru tersebut.
---- oOo ----


PROFIL

Ajahn Brahm
Ajahn Brahmavamso (yang dikenal akrab sebagai Ajahn Brahm) dilahirkan dengan nama Peter Betts di London, 7 Agustus 1951. la berasal dari latar keluarga buruh. la mendapatkan beasiswa untuk belajar Fisika Teori di Cambridge University pada tahun 1960-an akhir. Setelah lulus dari Cambridge, ia mengajar di SMU selama satu tahun sebelum pergi ke Thailand untuk menjadi biksu dan berlatih di bawah bimbingan Ajahn Chah selama sembilan tahun.
Dalam tahun-tahunnya sebagai biksu junior, ia diminta untuk menghimpun panduan mengenai aturan disiplin monastik Buddhis dalam bahasa Inggris yang kemudian menjadi dasar bagi aturan disiplin di banyak vihara tradisi Theravada di negara-negara Barat.
Ajahn Brahm kemudian diundang untuk datang ke Perth, Australia, oleh Buddhist Society of Western Australia untuk membantu Ajahn Jagaro membabar dan mengajar. Awalnya mereka berdua tinggal di sebuah rumah tua di pinggiran Perth bagian utara, namun pada akhir tahun 1983 mereka membeli tanah desa dan berhutan seluas 39 hektar di perbukitan Serpentine, selatan Perth. Lahan ini kemudian menjadi Vihara Bodhinyana (dinamai mengikuti nama guru mereka, Ajahn Chah Bodhinyana). Bodhinyana kelak akan menjadi vihara tetap pertama di Belahan Bumi Selatan dan saat ini adalah komunitas terbesar biksu Theravada di Australia. Pada awalnya, tidak ada bangunan di tanah itu, dan karena hanya ada sedikit sekali umat Buddha di Perth pada saat itu, dengan sedikit dana, para biksu mulai mengerjakan pembangunan sendiri untuk menghemat uang. Jadi Ajahn Brahm belajar perpipaan dan memasang batu bata, serta membangun sendiri banyak bangunan yang masih ada hingga kini.
Pada tahun 1994, Ajahn Jagaro mengambil cuti monastik dari Australia Barat dan lepas jubah setahun kemudian. Hal ini seketika membuat Ajahn Brahm mengambil alih posisi kepemimpinan. Meski awalnya enggan, Ajahn Brahm menjalani peran ini dengan penuh keberanian dan semangat, dan segera diundang untuk membagikan ajarannya yang jenaka dan menginspirasi di berbagai bagian lain Australia dan Asia Tenggara. la pernah menjadi pembicara di International Buddhist Summit di Phnom Penh tahun 2002, lalu di empat Buddhism Global Conference, la adalah ketua konferensi pada Buddhism Global Conference IV, yang diadakan di Perth, pada Juni 2006. Namun prestasi tersebut tidak menghentikannya untuk mendedikasikan waktu dan perhatiannya bagi mereka yang sakit dan sekarat, bagi mereka dalam penjara atau sakit kanker, bagi orang-orang yang ingin belajar meditasi, dan tentu saja bagi persamuhan biksunya.
Saat ini Ajahn Brahm adalah Biksu Kepala Vihara Bodhinyana di Serpentine, Direktur Spiritual Buddhist Society of Western Australia, Penasihat Spiritual Buddhist Society of Victoria, Penasihat Spiritual Buddhist Society of South Australia, Pelindung Spiritual Buddhist Fellowship di Singapore, dan kini bekerja sama dengan biksu dan biksuni dari semua tradisi Buddhis untuk mendirikan Australian Sangha Association.
Pada bulan Oktober 2004, Ajahn Brahm dianugerahi Medali John Curtin atas visi, kepemimpinan, dan pelayanannya bagi masyarakat Australia oleh Curtin University.
Ajahn Brahm juga telah melahirkan beberapa buku, yang di Indonesia diterbitkan dengan judul Si Cacing dan Kotoran Kesayangannya, Superpower Mindfulness, Hidup Senang Mati Tenang, Horeee! Guru Si Cacing Datang, dan Si Cacing dan Kotoran Kesayangannya 2!.
Dalam usia senjanya, Ajahn Brahm masih sangat aktif berkeliling dunia untuk berceramah dan mengajar meditasi. Ratusan ceramah Ajahn Brahm kini tersedia gratis untuk diunduh, dalam format suara maupun video. Rekaman ceramah ini diunduh jutaan kali dalam setahun dan kini bisa dikatakan bahwa tak satu detik pun berlalu tanpa seorang pun, di mana pun di Bumi, yang tengah mengunduh dan mendengarkan ceramah Ajahn Brahm.

---- oOo ----



Bunga dan llalang
(Sumber: Si Cacing dan Kotoran Kesayangannya 2!, Awareness Publication, 2011)

Kebajikan dan kejahatan itu bagaikan bunga dan ilalang. Anda tidak perlu menyingkirkan ilalangnya, cukup tumbuhkan lebih banyak bunga. Semboyan saya adalah selalu membiarkan ilalangnya, sebab bunga akan mencekik ilalang dan ilalang akan mati dengan sendirinya. Jadi, jika Anda terus berfokus pada bunga, kebajikan, dalam diri Anda atau orang lain, kebajikan itulah yang akan mereka tunjukkan kepada Anda atau kepada diri mereka sendiri. Kebajikan mereka akan tumbuh..., tumbuh..., dan tumbuh....
Jadi nasihat saya kepada Anda, jika istri Anda selalu bertengkar dengan Anda atau suami Anda begitu payah, maafkanlah pertengkaran itu, lupakan mengenai hal negatif itu, jangan buang-buang waktu memikirkan atau mengingatnya. Namun, kapan pun mereka melakukan hal yang baik, ingatlah itu. Milikilah syukur ketimbang keluhan.
Jika Anda memiliki syukur ketimbang keluhan, Anda akan selalu melihat sifat baik orang-orang dan melupakan sifat buruk mereka. Sungguh mengagumkan bagaimana sifat baik mereka ternyata akan bertumbuh. Lalu, ketika mereka mengetahui bahwa Anda melihat sisi baik mereka, kebaikan mereka, maka:
1.   Mereka merasa bahwa Anda adalah sahabat mereka, Anda memahami mereka.
2.   Sifat baik mereka itu akan jadi tumbuh betulan.
Saya mendapati banyak orang tertekan yang datang ke Vihara saya. Beberapa orang benar-benar punya kasus berat, begitu sedih, mereka memiliki hidup yang sangat berat, memutuskan bahwa mereka sudah tak ada harapan lagi, bahkan ingin bunuh diri. Jadi, Anda cukup menghadapi mereka dan bersikap baik terhadap sesuatu di dalam diri mereka yang benar-benar bisa Anda hargai. Ketika Anda melihat hal yang berharga itu — bunga itu, maka mereka akan menyadari bahwa ada sesuatu dalam diri mereka yang benar-benar bisa Anda hargai dan yang bisa mereka hargai sendiri, dan hal itu pun akan mulai tumbuh.

--oOo--
DHAMMA

Namo Tassa Bhagavato Arahato Samma Sambuddhassa
Only We Can Help Ourselves
HANYA KITALAH YANG DAPAT MENOLONG DIRI KITA SENDIRI

Apa Itu Kamma?
Kamma biasanya merupakan subyek yang menarik karena berhubungan dengan setiap orang dan terdapat banyak aspek yang berbeda darinya. Terdapat banyak hukum alam yang menyangkut hidup kita tetapi yang paling penting adalah hukum kamma vipaka. Di dalam sutta (A.N. 6.63) Buddha berkata "Kehendak, para bhikkhu, yang saya sebut Kamma. Setelah berkehendak, orang melakukan suatu tindakan lewat tubuh, ucapan atau pikiran", Ini berarti bahwa tindakan yang dikehendaki adalah kamma, dan vipaka adalah akibat atau pengaruh daripadanya. Akibatnya dapat segera masak, masak beberapa waktu kemudian dalam kehidupan ini, atau masak di kehidupan yang akan datang.
Kamma vipaka kadang-kadang diterjemahkan sebagai sebab dan akibat ('yin kuo' dalam buku mandarin) tetapi itu bukan terjemahan yang bagus. Ini dikarenakan ada dua jenis sebab dan akibat-sebab akibat duniawi dan sebab akibat kamma. Perbedaannya dapat dilihat, sebagai contohnya, ketika anda mengemudi mobil dan tiba-tiba seorang anak kecil berlari menyeberangi jalan, anda menabrak dan membunuhnya. Anda tidak memiliki kehendak untuk membunuh anak kecil itu, jadi anda tidak menciptakan kamma apapun. Tetapi, anda menabraknya dan keluarga anak tersebut mungkin saja menarik anda keluar dari mobil ketika anda berhenti, dan memukul anda. Sebagai tambahan, mereka mungkin, saja menuntut anda di pengadilan. Jadi adanya akibat daripada melanggar anak tersebut, yakni anda mendapat pukulan dan dituntut di pengadilan. Tetapi, ini adalah sebab dan akibat yang bersifat duniawi. Tidak berhubungan (dengan kamma vipaka Buddhis karena tidak adanya kehendak dari anda untuk membunuh anak tersebut. Jadi kita harus membedakan dengan jelas antara sebab dan akibat duniawi dengan kamma vipaka (tindakan yang disertai kehendak dan akibatnya). Mereka berbeda karena yang satu menyangkut tindakan yang disertai kehendak dan yang lainnya tidak.
Kemudian timbul pertanyaan : bagaimana kita menciptakan kamma? Kamma diciptakan melalui tiga pintu, yakni tubuh, ucapan, dan pikiran. Kamma tak bajik dari tubuh adalah membunuh, mencuri, dan berasusila. Kamma tak bajik dari ucapan adalah berbohong, mengadu domba antara yang satu dengan yang lain untuk menimbulkan ketidakharmonisan, berbicara kasar, dan gosip. Kamma tak bajik dari pikiran adalah iri hati/bersifat tamak, dengki/benci, dan berpandangan salah. Kamma dari pikiran bukanlah banyak berpikiran atau khayalan tetapi pikiran disertai kehendak.
Apa itu kamma yang bajik dan apa itu kamma yang tak bajik? Dengan kata lain apa itu kamma baik dan kamma buruk? Kamma baik adalah yang bermanfaat bagi makhluk hidup, membantu makhluk hidup, dan membuat mereka berbahagia. Kesepuluh kamma baik adalah lawan dari kesepuluh kamma buruk yang disebutkan di paragraf sebelumnya kamma buruk atau kamma tak bajik adalah yang merugikan makhluk hidup, yang mengakibatkan penderitaan makhluk hidup. Kesepuluh kamma buruk adalah seperti yang disebutkan di atas. Dengan cara demikian kriteria baik dan buruk dalam ajaran Buddhis adalah berbeda dengan, agama lainnya.
Pengaruh dari kamma juga bersifat lama. Sebagai contohnya, dalam salah satu sutta (A.N. 5.31) seorang putri raja yang bernama Sumana datang menemui Buddha dan bertanya apakah ada perbedaan antara seseorang yang menyenangi perbuatan memberi makanan pada para bhikkhu, dengan seseorang lainnya yang tidak, jika keduanya dilahirkan di alam surga. Buddha berkata perbedaan antara kedua orang tersebut adalah si pemberi makanan mengungguli yang bukan pemberi makanan dalam hal panjangnya usia kehidupan, kecantikan kebahagiaan, pengaruh, dan kekuasaan (surgawi). Sumana lanjut bertanya apakah ada perbedaan antara keduanya jika mereka kemudian dilahirkan di alam manusia. Lagi, Buddha berkata ada, si pemberi makanan mengungguli yang bukan pemberi makanan dalam hal panjangnya usia kehidupan, kecantikan, kebahagiaan, pengaruh, dan kekuasaan.
Sumana bertanya lagi apakah ada perbedaan antara keduanya jika mereka melepaskan keduniawian, dan menjadi bhikkhu. Buddha menyetujui adanya perbedaan. Si pemberi makanan, sebagai seorang bhikkhu akan mendapatkan lebih banyak persembahan makanan, kain jubah, obat-obatan dari umat awam; lebih banyak orang akan menyenangi dirinya dan dia akan mempunyai lebih banyak tempat untuk tinggal dibandingkan dengan yang bukan pemberi makanan. Jadi kita bisa melihat akibat dari kamma yang berlangsung lama yang dapat mengikuti kita di beberapa kehidupan.

SEGENGGAM DAUN BODHI
Penerjemah :
Yuliana Lie Pannasiri, MBA
Andromeda Nauli, Ph.D

Penyunting :
Nana Suriya Johnny, SE

TANYA JAWAB DENGAN BHIKKHU UTTAMO

Dari: Viriya, Makasar
Namo Buddhaya, Bhante, saya ingin bertanya:
1.   Jika kita sering memberi persembahan amisa puja di altar apakah hal itu termasuk dana ?
2.   Apa pengertian dana menurut Agama Buddha ?
3.   Jika kita menyumbangkan tenaga untuk menolong orang lain apa termasuk dana juga ?

Jawaban :
1.   Amisa puja sering diartikan sebagai penghormatan dengan materi. Amisa puja yang dipersembahkan di altar Sang Buddha dimaksudkan untuk menghormati Beliau. Persembahan ini dapat disebut sebagai kerelaan atau dana. Namun, hal penting yang harus dilakukan pada saat mempersembahkan amisa puja adalah melakukan perenungan. Perenungan tersebut adalah jika seseorang telah mampu mempersembahkan amisa puja dengan barang yang baik, ia hendaknya juga berusaha memberikan perbuatan baik, ucapan baik serta pikiran baik kepada masyarakat di sekitarnya. Apabila perenungan ini dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari, maka kerelaan atau dana dengan amisa puja itu akan memberikan manfaat yang tinggi.
2.   Dana atau sering disebut sebagai kerelaan adalah pemberian seseorang kepada pihak lain. Pemberian ini dapat berbentuk materi (barang) ataupun bukan materi yaitu jasa, bantuan dalam bentuk tenaga maupun pikiran bahkan memberikan maaf kepada mereka yang pernah melakukan kesalahan. Pelaksanaan kerelaan atau dana dalam Agama Buddha merupakan latihan awal karena hal ini mudah dilakukan. Dengan melaksanakan kerelaan secara rutin, seseorang akan dilatih batinnya untuk mempunyai tingkat kepedulian yang lebih tinggi terhadap pihak lain. Sikap batin ini akan dapat membantunya melaksanakan Dhamma yang lain yaitu kemoralan dan konsentrasi atau meditasi.
3.   Seperti yang telah disampaikan dalam jawaban di atas, kerelaan atau dana bersifat bukan materi dapat berbentuk bantuan tenaga maupun pikiran kepada pihak lain.
Semoga jawaban singkat ini dapat memberikan kejelasan tentang makna dan pelaksanaan dana atau kerelaan dalam kehidupan sehari-hari.
Semoga selalu berbahagia.









JADWAL KEGIATAN RUTIN
METTA VIHARA TEGAL

JADWAL PUJA BAKTI
Puja Bakti Umum Minggu Pagi    :   Pk. 07.30 WIB - 09.00 WIB
Puja Bakti Sekolah Minggu         :   Pk. 09.30 WIB - 11.00 WIB
Puja Bakti Remaja Hari Sabtu     :   Pk. 18.30 WIB - 19.30 WIB
Puja Bakti Uposatha                   :   Setiap tanggal 1, 8, 15, 23 Penanggalan Lunar
                                                      Jam 19.30 WIB - 21.00 WIB
Latihan Nyanyi Hari Sabtu           :   Pk. 19.30 WIB - 22.00 WIB

Percikan Bijak AJAHN BRAHM
·         Apa pun yang kau lakukan, pintu hatiku selalu terbuka untukmu
·         Jangan pernah izinkan orang lain merenggut kebahagiaanmu
·         Orang bijak bukanlah orang yang tidak pernah melakukan kesalahan, namun mereka yang memaafkan dirinya dan belajar dari kesalahan
·         Ketika tak ada yang perlu dilakukan ya jangan ngapa-ngapain!
·         Kedamaian lebih penting daripada siapa yang benar dan siapa yang salah
·         Esensi Dharma adalah... melepas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar