Tegal, 24 Oktober 2012
No : 62, Tahun Keenam
Penasehat
: Ketua Yayasan Metta Jaya
Penanggung
Jawab : Ketua Dayakasabha Metta Vihara Tegal
Pimpinan
Redaksi : Ibu Tjutisari
Redaksi
Pelaksana : 1. Ibu Pranoto 4. Liliyani
2.
Suriya Dhammo 5. Sumedha
Amaravathi
3.
Ade Kristanto
Alamat
Redaksi : Metta
Vihara
Jl.
Udang No. 8 Tegal Telp. (0283) 323570
BCA No Rek : 0479073688 an. YUNINGSIH ASTUTI - TUSITA WIJAYA
DHAMMAPADA
ATTAKHATA
Bab I - Syair 15
Di dunia ini ia bersedih hati, di dunia
sana ia
bersedih hati; pelaku kejahatan akan bersedih hati di kedua dunia itu. la
bersedih hati dan meratap karena melihat perbuatannya sendiri yang tidak
bersih.
Kisah Cundasukarika
Pada
suatu dusun tidak jauh dari Vihara Veluvana, hidup seorang penjagal babi yang
sangat kejam dan keras hati, bernama Cunda. la adalah penjagal babi yang sudah
berusia lebih dari lima
puluh tahun; selama hidupnya dia belum pernah melakukan suatu perbuatan yang
bermanfaat. Sebelum dia meninggal. dia sakit parah dan mengalami penderitaan
yang berat. Dia mendengkur, berteriak-teriak, dan terus menggerakkan tangan dan
lututnya untuk merangkak seperti babi selama tujuh hari. Sebelum meninggal
dunia, dia mengalami penderitaan seperti kalau dia berada di neraka (niraya).
Pada hari ketujuh, penjagal babi itu meninggal dunia, dan dilahirkan kembali di
Neraka Avici (Avici Niraya).
Beberapa
bhikkhu yang dalam beberapa hari berturut-turut mendengar teriakan-teriakan dan
kegaduhan dari rumah Cunda berpikir, pastilah Cunda sedang sibuk membunuhi
lebih banyak babi. Mereka berpendapat bahwa Cunda adalah seorang yang sangat
kejam dan keji. Yang tidak mempunyai cinta kasih dan belas kasihan sedikitpun.
Mendengar
pergunjingan para bhikkhu tadi, Sang Buddha berkata, "Para
bhikkhu, Cunda tidak sedang membunuhi lebih banyak babi. Perbuatan jahatnya
yang lampau telah berbuah. Karena rasa sakit yang sangat akibat penyakit yang
dideritanya, ia melakukan hal-hal yang tidak normal. Sekarang ia telah
meninggal dan terlahir di alam neraka. Oleh karena itu, seseorang yang
melakukan perbuatan jahat akan selalu menderita akibat dari perbuatan jahat
yang dilakukannya, dia menderita dalam dunia ini sama seperti pada alam
berikutnya.
Hal itu
diwejangkan oleh Sang Buddha dengan membabarkan syair 15 berikut ini:
Di dunia ini ia bersedih hati, di dunia sana ia bersedih hati;
pelaku kejahatan akan bersedih hati di kedua dunia itu. la bersedih hati dan
meratap karena melihat perbuatannya sendiri yang tidak bersih.
--- oOo ---
SEKAPUR SIRIH
Satu diantara tulisan yang redaksi muat secara bersambung adalah "Melangkah
di Keheningan" karya Bhikkhu Uttamo Mahatera telah selesai, tetapi masih
ada kelanjutan ceritanya dalam bentuk tanya jawab dengan Bhikkhu Uttamo.
Ajahn Brahm adalah bhikkhu yang dalam menulis mudah dicerna, Guru
si Cacing dan Kotoran Kesayangannya menulis "Bocah di Pasar Swalayan"
merupakan pembelajaran dalam mendidik anak yang kerap kali di luar kesadaran
keliru dilakukan orang tua, marilah kita memperbaiki diri.
Segenggam Daun Bodhi, merupakan kumpulan tulisan Bhikkhu
Dhammavudho Mahathera. Hanya Kitalah Yang Dapat Menolong Diri Kita Sendiri juga
jangan lewatkan Dhammapada Attakhata dengan kisah Cundasukarika si penjagal
babi, juga Khuddaka Nikaya, Sutta Pitaka dengan tema Kemelekatan Indera dan
hubungan dengan orang lain harus dihindari.
Dengan segala kerendahan hati tim redaksi menyadari masih banyak
hal yang perlu kami perbaiki untuk bisa meningkatkan isi dan kualitas dari
buletin Brivi Metta Vihara Tegal, redaksi terbuka terhadap segala masukan,
kritik yang membangun dan saran demi peningkatan mutu buletin Brivi yang kita
cintai.
Tim redaksi juga menerima tulisan yang sesuai untuk Buletin,
dengan dikirim ke redaksi dengan alamat Metta Vihara, Jl. Udang 8 Tegal.
Sebagai akhir kata semoga tujuan dari tim redaksi, memuat tulisan-tulisan
Dhamma dapat menambah wawasan dan pengetahuan Dhamma sehingga Brivi bisa
menjadi media komunikasi dan persaudaraan umat Buddha khususnya keluarga besar
Metta Vihara Tegal.
Semoga Dhamma menjadi penuntun kita dalam kehidupan sehari-hari
sehingga kita bisa menjadikan hari esok menjadi lebih baik dan menjadikan kita
sebagai orang yang bijaksana.
Semoga semua makhluk hidup berbahagia.
Metta Cittena
Redaksi
--- oOo ---
DANA
Kami telah terima dana dari :
1.
Bapak / Ibu Buyut Budiarto Rp 50.000,-
2.
Keluarga Bapak Suyanto Rp
300.000,-
3.
Keluarga Bapak Sunarto Gunawan Rp
100.000,-
4.
Keluarga Bapak / Ibu Lie Ing Tjong Dana Konsumsi
Anumodana dan terima kasih atas
dana Anda.
Semoga kebajikan yang dilakukan
Bapak / Ibu / Saudara berbuah dalam bentuk umur panjang, sehat walafiat, sukses
dan berbahagia bersama keluarga.
Semoga semua makhluk hidup
berbahagia.
Dhammadana
Pandita R. Surya Widya
Kalau kita memberikan sepiring nasi kepada orang miskin yang
kelaparan, maka untuk sementara ia terbebas dari rasa lapar, namun besok ia
akan lapar lagi.
Kalau kita memberikan bea siswa pendidikan kepada yang tidak
mampu, maka mungkin ia akan menjadi orang yang pandai dan kelak bisa cari uang
sendiri untuk makan.
Kalau kita memberikan Dhamma yang indah pada awalnya, indah pada
pertengahannya dan indah pada akhirnya, maka ia akan hidup lebih baik dan lebih
bahagia.
Sang Bhagava telah Parinibbana, namun masa pencerahan Buddha
Gotama masih tersisa sekitar 2400 tahun lagi, mari kita manfaatkan sebaik-baiknya.
Semoga kita semua bisa mencapai tingkat-tingkat kesucian yang sangat kita
harapkan selama ini.
Setitik
Cahaya di Balik Kabut 2
KATHINA
Dalam rangka merayakan Hari
Kathina, Panitia Kathina Dana Metta Vihara Tegal akan mengadakan acara sbb :
·
PINDAPATTA : Hari Sabtu 17 November 2012 dan hari Minggu 18
November 2012 jam 06.30 WIB.
Bhikkhu akan keluar dari Vihara
dengan membawa Patta / Botol untuk mengumpulkan makanan.
Jalan yang
akan dilalui : Jl. Teri - Jl. Veteran - Jl. Gurami, kembali ke Vihara
·
Upacara Dana Kathina
Hari : Sabtu,
17 November 2012
Waktu : jam
18.30 WIB
Tempat : Metta
Vihara
Jl. Udang 8 Tegal
Semoga dana yang diberikan di
bulan Kathina berbuah dalam usia panjang, sehat dan berbahagia dalam waktu yang
lama.
Metta
Cittena
Panitia
Kathina Metta Vihara Tegal
DONOR DARAH
Dengan mengedepankan cinta kasih
dan kebersamaan umat Buddha, Metta Vihara Tegal bekerja sama dengan umat Khon
Hu Cu (Makin) Tegal dan PMI akan mengadakan Donor Darah yang akan
diselenggarakan pada :
Hari : Minggu,
25 November 2012
Waktu : Jam
13.00 WIB
Tempat : Metta
Vihara
Jl. Udang 8 Tegal
Setetes
darah kita dapat menyelamatkan nyawa manusia.
Anumodana
dan terima kasih.
Semoga
semua makhluk hidup berbahagia.
Metta
Cittena
Panitia
Kathina Metta Vihara Tegal
KESEMPATAN MENANAM BIBIT UNGGUL
DI LADANG YANG SUBUR
Banyak memberi, menjaga moral dengan sila,
membersihkan batin dengan samadhi, hidup bahagia sekarang dan di masa yang akan
datang.
Dalam rangka meningkatkan pembinaan mental spiritual umat
Buddha di Metta Vihara Tegal, Dayakasabha Metta Vihara akan mengadakan Dhamma
Class secara berkala dengan mengundang Bhikkhu dan Pandita Duta Dharma dari
berbagai kota, meningkatkan pendidikan agama Buddha di sekolah. Sehubungan
dengan hal tersebut membutuhkan dana untuk transportasi. Pada kesempatan ini
kami ingin mengajak Bapak / Ibu / Saudara untuk ikut berpartisipasi menjadi
donatur tetap meningkatkan donatur bulanan Metta Vihara Tegal.
Ibarat menanam bibit unggul di ladang yang subur, akan
menghasilkan panen yang berlimpah. Dengan menjadi donatur Metta Vihara Tegal
Bapak / Ibu / Saudara telah menanam bibit unggul di ladang yang subur. Berdana
kepada Metta Vihara akan memperoleh berkah kebajikan yang melimpah dan banyak
membawa manfaat bagi orang banyak.
Bagi Bapak / Ibu / Saudara yang ingin memberi dana untuk
Metta Vihara dapat menghubungi :
1. Metta Vihara Jl.
Udang No. 8 Tegal (0283)
323570
2. Bpk/Ibu Lukman Susilo (Apt. Nasional) Jl. P. Diponegoro 119 Tegal 081802855355
3. Bpk. Lie Ing Beng (Tk. Mira) Jl. HOS Cokroaminoto 69 Tegal 081326979788
4. Ibu Pranoto Jl.
Cendrawasih No. 17 Tegal (0283)
351238
5. Ibu Tusita Wijaya (Tk. Gema Jadi) Jl. Salak No. 123 Tegal (0283)
356017
6. Ibu Ang Siu Lan Jl.
Udang No. 7 Tegal 081548134633
7. Ibu Tjutisari Jl.
Gurami No. 53 Tegal 08174939382
8. Bpk. Suriyadhammo Jl.
KH Nakhrawi No. 10 Tegal 085727489261
Dana Anda dapat
ditransfer ke rekening BCA 0479073688
a.n. YUNINGSIH ASTUTI - TUSITA WIJAYA
Semoga kebajikan yang dilakukan Bapak / Ibu / Saudara
berbuah dalam bentuk umur panjang, sehat walafiat, sukses dan berbahagia
bersama keluarga.
Semoga semua
makhluk hidup berbahagia.
Metta
Cittena,
Dayakasabha
Metta Vihara Tegal
ttd
ttd
Lie
Ing Beng Suriyadhammo
Ketua
Sekretaris
Kesempurnaan dan
Kesalahan
Membuka Pintu Hati
Bocah di Pasar Swalayan
Saya bilang kepada "konco-konco penjara" saya bahwa
jangan pernah berpikir diri mereka adalah penjahat, melainkan sebagai seseorang
yang telah melakukan suatu tindakan kejahatan. Sebab jika mereka bilang diri
mereka adalah penjahat, jika mereka diperlakukan sebagai penjahat, dan jika
mereka percaya bahwa diri mereka adalah penjahat, mereka akan menjadi penjahat
betulan. Begitulah cara kerjanya.
Seorang bocah menjatuhkan
sekotak susu di bagian kasir sebuah pasar swalayan, kotaknya terbuka dan
susunya tumpah menggenangi lantai. "Anak bodoh," kata ibunya.
Di lorong sebelahnya,
seorang bocah yang lain menjatuhkan sekotak madu, kotak itu juga pecah dan
madunya menjalar ke lantai. "Itu perbuatan bodoh, Nak," kata ibunya.
Bocah pertama telah dicap
sebagai anak bodoh; sedangkan bocah yang satunya cuma ditegur karena suatu
kesalahan. Yang pertama mungkin benar-benar akan menjadi bodoh; sedangkan yang
satunya akan belajar untuk tidak lagi mengulangi perbuatan bodohnya.
Saya
bertanya kepada konco-konco penjara, apa lagi yang telah mereka perbuat pada
hari mereka berbuat kejahatan? Apa lagi yang telah mereka perbuat pada
hari-hari lainnya pada tahun itu? Apa lagi yang telah mereka perbuat pada
tahun-tahun kehidupan mereka? Kemudian saya menceritakan kembali kisah tembok
bata saya. Ada
batu bata lain di tembok yang mewakili kehidupan kita terlepas dari kejahatan
yang pernah kita perbuat. Pada kenyataannya, selalu ada banyak batu bata yang
bagus, jauh lebih banyak daripada yang jelek. Nah, apakah Anda adalah sebuah
tembok jelek yang pantas dihancurkan? Atau apakah Anda adalah sebuah tembok
yang bagus dengan sepasang batu bata jelek, seperti kebanyakan dari kita?
Beberapa
bulan setelah saya menjadi kepala vihara dan tidak lagi mengunjungi penjara,
saya menerima sebuah telepon pribadi dari salah seorang petugas penjara. Dia
meminta saya untuk kembali mengunjungi penjara. Dia memberikan ucapan selamat
yang akan selalu saya hargai. Dia bilang bahwa konco-konco penjara saya, para
murid saya, sejak mereka menyelesaikan masa hukumannya, mereka tak pernah balik
lagi ke penjara.
--- oOo ---
SEGENGGAM DAUN BODHI
KUMPULAN TULISAN
BHIKKHU DHAMMAVUDDHO MAHA THERA
HANYA KITALAH YANG DAPAT MENOLONG DIRI KITA SENDIRI
Kamma dan Kelahiran Kembali
Buddha mengatakan bahwa
kebanyakan makhluk hidup,
setelah meninggal, akan
dilahirkan di alam yang menderita karena keegoisan mereka (AN. 1.19.2). Kita
ingin mempertahankan harta milik kita; kita
ingin melindungi mereka yang kita anggap adalah bagian dari diri kita,
keluarga kita, orang-orang yang sama warna kulitnya dengan kita, orang-orang
yang sama agamanya, orang-orang yang sama negaranya, sehingga kita malahan
berbuat banyak kejahatan.
Dari
ketiga alam yang menderita tersebut, nerakalah yang paling parah; sedikit lebih
baik adalah alam binatang, dan sedikit lagi lebih baik adalah alam hantu. Alam
manusia berada di atas mereka. Di atas alam manusia adalah alam-alam dewa, atau
dikenal juga sebagai alam-alam surga. Mungkin hanya dua atau tiga dari sepuluh
orang yang akan dilahirkan kembali menjadi manusia, atau di alam surga. Mungkin
tujuh atau delapan orang akan menuju ke alam-alam yang menderita. Makanya kita
perlu berhati-hati hidup di kehidupan kita ini. Kita seharusnya berusaha untuk
mempelajari Dhamma karena hidup ini adalah sangat singkat. Rata-rata
kita hanya hidup sampai umur tujuh puluh, dan kalau anda sekarang telah berumur
empat puluh, ini berarti anda hanya akan memiliki tiga puluh tahun baru lagi
untuk dirayakan. Ketika tahun baru tiba, maka anda hanya akan memiliki dua
puluh sembilan tahun lagi yang tersisa, setahun lagi berlalu, dan tersisa dua
puluh delapan tahun lagi, dan seterusnya. Waktu sangat singkat, dan kita harus
menggunakannya sebaik mungkin.
Apakah
mungkin untuk mendapat kelahiran yang sama dengan orang-orang yang kita cintai
sehingga kita dapat bertemu dengan mereka lagi di kehidupan selanjutnya?
Terdapatlah seorang pria tua dan wanita tua yang datang mengunjungi Buddha. Mereka
mengatakan kepada Buddha bahwa sejak mereka menikah di usia mereka yang
masih remaja tersebut, sampai saat sekarang di usia lanjut mereka, mereka tak
pernah marah terhadap satu sama lainnya. Jadi mereka mengatakan bahwa mereka
ingin bertemu kembali di kehidupan selanjutnya. Mereka bertanya kepada Buddha
apakah hal ini memungkinkan.
Buddha mengatakan bahwa bila dua orang yang setara dalam keempat hal ini,
maka akan memungkinkan bagi mereka untuk bertemu kembali di kehidupan mereka
yang selanjutnya. Pertama-tama mereka harus memiliki keyakinan yang sebanding,
yakni memiliki keyakinan/agama yang sama. Kedua, mereka harus memiliki etika
(moral) yang sebanding. Ini berarti perilaku mereka seharusnya sama bagusnya,
atau sama buruknya. Faktor ketiga adalah kedermawanan. Mereka harus sebanding
dalam kedermawanan atau keegoisan mereka. Hal keempat adalah kebijaksanaan,
yakni mereka harus sebanding kebijaksanaannya atau kegelapan batin mereka.
Kalau saja keempat hal ini adalah sebanding, maka mereka akan bertemu kembali
di kehidupan mereka yang selanjutnya.
Kenyataannya bahwa kita bertemu saat ini adalah juga hasil dari kamma
kita. Buddha mengatakan bahwa sangat sulit untuk menemukan seseorang
di kehidupan kita sekarang ini yang tidak kita kenal di kehidupan kita yang
sebelumnya. Kita bisa saja dulunya ayah dan anak, ibu dan anak, dan seterusnya.
Ada milliaran
orang di dunia ini, akan tetapi jumlah orang yang kita ketemui dan kenal
tidaklah begitu banyak. Jadi inilah orang-orang yang mungkin telah cukup dekat
dengan kita di masa lampau.
Suatu waktu saudara sepupu Buddha yang bernama Mahanama pergi
mencari Buddha (S.N. 55.3.1). Dia menyampaikan kepada Buddha bahwa
ia berpikir suatu hari ia mungkin akan mengalami kematian yang tragis. Kalau ia
meninggal secara tragis, apakah ia akan dilahirkan di alam yang menderita? Buddha
menyuruhnya untuk tidak khawatir karena sudah lama ia telah melatih diri
dalam keyakinan, etika, telah dalam pemahamannya (Dhamma), kedermawanan,
dan kebijaksanaannya; dan oleh karena itulah pikirannya akan naik ke atas.
Dengan kata lain bila seseorang telah melatih diri sesuai Dhamma
dan telah hidup sesuai Dhamma, maka pikirannya akan cenderung menuju
ke arah Dhamma. Jadi setelah ia meninggal, pikirannya akan membbwanya
naik ke alam yang bahagia. Apa yang disebutkan oleh Buddha adalah
pikiran sehari-hari kita itu sangatlah penting. Bila anda memang adalah seorang
yang tulus, maka itulah pikiran sehari-hari anda, itulah kecenderungan alami
anda. Akan tetapi bila anda adalah seseorang yang mudah terganggu, pemarah,
kesal setiap hari, dan cenderung bengis sifatnya, maka pikiran sehari-hari anda
tersebut akan membawa anda ke alam di mana makhluk-makhluknya juga pemarah dan
cenderung bengis sifatnya, misalnya alam binatang. Jadi melatih pikiran yang
baik setiap hari adalah sangat penting. Maka mempelajari dan mempraktekan Dhamma
itu bagus agar pikiran kita akan cenderung naik ke atas (bukan jatuh ke
bawah atau pikiran yang tak baik), dan ini akan membawa kita ke alam yang baik.
Apakah
mungkin untuk menolong sanak keluarga kita yang telah meninggal? Ini adalah
pertanyaan yang ditujukan oleh seorang Brahmin (ras tertinggi di India )
kepada Buddha (A.N. 10.177). Buddha mengatakan bahwa hal ini
tergantung di mana orang tersebut dilahirkan hanya kalau ia dilahirkan kembali
sebagai hantu maka ia dapat ditolong. Walau Buddha tak menjelaskan alasannya,
tapi mungkin ini karena hantu kembali ke keluarga manusia mereka dengan harapan
untuk mendapat bantuan. Mereka menunjukan keberadaan mereka dengan cara
tertentu atau mereka menghubungi keluarga mereka di dalam mimpi. Jadi di dalam
tradisi Theravada, umat Buddha biasanya melakukan persembahan
atas nama keluarga mereka yang telah meninggal dan mentransfer jasa kebajikan
tersebut kepadanya. Persembahan makanan dan pakaian biasanya dibuat karena
kedua barang ini mungkin adalah hal yang paling diperlukan oleh hantu.
--- oOo
---
SEGENGGAM
DAUN BODHI
Penerjemah
:
Yuliana
Lie Pannasiri, MBA
Andromeda
Nauli, Ph.D
Penyunting
:
Nana
Suriya Johnny, SE
RUANG PENGHORMATAN LELUHUR
ADIGUNA SARANA - METTA VIHARA TEGAL
Dengan memasang foto leluhur dan sanak keluarga yang telah
meninggal dunia di Ruang Penghormatan Leluhur Adiguna Sarana, Anda mempunyai
kesempatan melimpahkan jasa kebajikan dengan berdana Rp 20.000,- (dua puluh
ribu rupiah) setiap bulan. Terbuka kesempatan berbuat kebajikan dan melimpahkan
jasa kepada para leluhur dengan harapan mereka dapat merasakan kebahagiaan yang
kita limpahkan. Setiap ce it dan cap go diadakan puja bakti Uposatha. Semoga
semua makhluk hidup berbahgia.
Bagi Bapak / Ibu / Saudara yang ingin memberi dana untuk
Metta Vihara dapat menghubungi :
1. Metta Vihara Jl.
Udang No. 8 Tegal (0283)
323570
2. Bpk/Ibu Lukman Susilo (Apt. Nasional) Jl. P. Diponegoro 119 Tegal 081802855355
3. Bpk. Lie Ing Beng (Tk. Mira) Jl. HOS Cokroaminoto 69 Tegal 081326979788
4. Ibu Pranoto Jl.
Cendrawasih No. 17 Tegal (0283)
351238
5. Ibu Tusita Wijaya (Tk. Gema Jadi) Jl. Salak No. 123 Tegal (0283)
356017
6. Ibu Ang Siu Lan Jl.
Udang No. 7 Tegal 081548134633
7. Ibu Tjutisari Jl.
Gurami No. 53 Tegal 08174939382
8. Bpk. Suriyadhammo Jl.
KH Nakhrawi No. 10 Tegal 085727489261
Dana Anda dapat
ditransfer ke rekening BCA 0479073688
a.n.
YUNINGSIH ASTUTI - TUSITA WIJAYA
Semoga kebajikan yang dilakukan Bapak / Ibu / Saudara
berbuah dalam bentuk umur panjang, sehat walafiat, sukses dan berbahagia
bersama keluarga.
Semoga semua
makhluk hidup berbahagia.
Metta
Cittena,
Dayakasabha
Metta Vihara Tegal
ttd
ttd
Lie
Ing Beng Suriyadhammo
Ketua
Sekretaris
Melangkah di Keheningan
Mengenal lebih dekat Bhikkhu Uttamo
dan ajaran Agama Buddha
Tanya:
Bhante,
saya pernah dengar dari dosen saya sendiri, wah Bhante Uttamo itu hebat. Hebat
apanya pak? Dulunya, dia tukang sulap. Rambutnya gondrong lagi, apa betul Bhante?
Jawab:
Yah,
dulu rambut saya memang sampai pundak panjangnya namun tersisir rapi, tidak
awut-awutan. Rambut panjang itu diatur sedemikian rupa sehingga dari depan
kelihatan biasa saja, namun dari belakang baru tampak panjang.
Tanya:
'Slank'
gitu ya Bhante?
Jawab:
Yah,
mungkin demikian kalau disebutkan dengan istilah jaman sekarang. Saya dulu
memang mempunyai sedikit hobby sulap menyulap. Dari kecil saya suka yang
aneh-aneh. Saya pikir, sulap agak mistik gitu loh. Waktu saya kecil, sulap
tampaknya hebat karena kita belum mengetahui rahasianya. Kalau sudah mengetahui
rahasianya, maka ternyata sulap hanya begitu saja. Demikian pula dengan
permainan sulap di tingkat dunia. Mereka yang dianggap 'sakti' sesungguhnya
hanya karena belum diketahui rahasianya. Kadang-kadang ada yang mengatakan,
"David Copperfield sakti karena dia bisa menembus tembok Tiongkok."
Saya katakan, kalau dia memang sakti, disuruh hari ini dia melakukannya, hari
ini pula ia bisa menembusnya. Tetapi kenyataannya, ketika ia disuruh hari ini,
ia membutuhkan waktu enam bulan lamanya untuk melakukan persiapan. Jelas
kemampuan menembus tembok yang ia miliki bukan karena kesaktian, melainkan
karena bantuan peralatan canggih.
Namun,
kalaupun tindakan itu dilakukan dengan kesaktian, kemampuan tersebut masih
dapat diterangkan. Bahwa tubuh manusia mempunyai dimensi dan frekuensi
tertentu. Ketika seseorang akan menembus tembok atau kaca, maka dengan kekuatan
pikiran ia berusaha menyamakan frekuensi tubuhnya dengan media yang akan
dilewati. Istilah kerennya adalah proses kristalisasi yaitu menjadikan tubuh
sebagai kristal dengan frekuensi tertentu. Apabila frekuensi tubuh sudah sama
dengan tembok atau media yang akan dilewati, maka ia dapat menembus tembok atau
media tersebut melalui sela antar molekul media. Setelah berhasil melewati
media yang ditentukan, maka dilakukan proses dekristalisasi yaitu menjadikan
tubuh dalam frekuensi semula, seperti manusia biasa. Kemampuan melakukan proses
kristalisasi dan dekristalisasi ini diperoleh melalui kekuatan pikiran. Dalam
Dhamma, kemampuan ini disebut dengan istilah Cittaniyama yaitu kemampuan di
luar kemampuan manusia biasa yang timbul karena kekuatan pikiran.
Karena ketika saya masih kecil, saya belum mengetahui hal ini karena
saya gemar sekali mempelajari segala sesuatu yang terkesan sakti atau gaib.
Namun setelah mengenal Dhamma, semua kesaktian itu ternyata ada rahasianya.
Kesaktian menjadi hal yang biasa. Segala tingkat kesaktian bisa dicapai oleh
siapapun yang mau menjalaninya. Akhirnya buku sulap ditinggalkan semua.
Selanjutnya, saya malah tidak melakukan pertunjukan sulap sama sekali. Kiranya
ada sulap yang jauh lebih sulit dikerjakan yaitu mengubah pikiran buruk menjadi
baik. Perubahan ini juga dapat disebut sebagai sulap karena membutuhkan latihan
serius dan tidak semua orang mampu melakukannya tanpa upaya yang
sungguh-sungguh. Kadang pikiran baik malah dapat berubah menjadi buruk jika
seseorang mendapatkan teman yang tidak baik. Sebaliknya pikiran buruk bisa juga
menjadi baik apabila kondisinya mendukung. Semua itu bagaikan permainan sulap
yang sulit, sulap yang sesungguhnya.
PERTANYAAN 1 :
Tanya:
Tanya
Bhante, tadi Bhante bilang tentang kematian. Bagaimana kita hidup siap
menghadapi kematian. Soainya kematian itu tidak diketahui kapan datangnya.
Terima kasih Bhante.
Jawab:
Bagaimana
kita bisa menyiapkan kematian? Belilah peti mati!
Sebenarnya,
tadi saya sudah menerangkan bahwa kita pasti akan mengalami kematian. Lalu
bagaimanakah sikap kita menghadapi kematian? Justru inilah yang perlu dilatih
dengan meditasi. Meditasi adalah belajar untuk melepas. Salah satu contoh,
ketika duduk bermeditasi, kadang-kadang kaki terasa kesemutan, kesemutan luar
biasa. Namun, selama meditasi seluruh perasaan kesemutan itu harus ditahan.
Berusahalah untuk tidak bergerak maupun bergoyang selama waktu yang telah ditentukan,
misalnya 15 menit. Lama kelamaan, kesemutan itu akan hilang dengan sendirinya.
Ternyata rasa sakit itu hanya muncul beberapa saat saja. Setelah satu satuan
waktu tertentu, seperti melewati sebuah lorong atau satu pintu, rasa tidak
nyaman itu akan hilang lenyap begitu saja.
Contoh
lain adalah ketika seseorang sedang mengantuk. Apabila ditahan sekuat tenaga
dengan tidak tidur, maka akhirnya ia malah tidak merasa mengantuk sama sekali
bahkan sampai pagi. Puncak rasa mengantuk adalah tidak mengantuk. Puncak rasa
takut adalah tidak takut. Kondisi ketakutan yang memuncak akan berubah menjadi
berani ini seperti seekor tikus yang sudah terpojok ketakutan, maka ia akan
siap menghadapi segala bahaya dengan gagah berani. la siap mati untuk mempertahankan
dirinya.
Kembali
pada pembahasan tentang meditasi. Pada saat seseorang bermeditasi dan mampu
memegang obyek konsentrasi, maka badan seolah-olah menjadi ringan, semakin
ringan, dan sangat ringan. Pada saat itu, sering timbul rasa takut, takut tidak
bisa kembali lagi, takut mati. Padahal, semua perasaan itu timbul dari pikiran.
Tipuan pikiran. Pada saat pikiran seseorang sudah terpusat pada obyek
konsentrasi, maka otomatis perhatian pada bagian lain, termasuk tubuh sendiri
akan berkurang, Kurangnya perhatian pada tubuh itulah yang menimbulkan kesan
seolah tubuh menjadi semakin ringan. Apabila seseorang telah menyadari semua
ini bagian dari permainan pikiran, maka batin menjadi tenang, pikiran menjadi
jernih, ketakutan pada kematian lenyap sudah. Lenyapnya ketakutan maupun
kegelisahan akibat permainan pikiran inilah yang sebenarnya dilatih dalam
Dhamma. Oleh karena itu telah saya katakan tadi bahwa seseorang hendaknya
jangan hanya mempelajari teori tentang Dhamma saja melainkan ia juga harus
dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Dari pengalaman singkat bermeditasi
seperti yang baru saja saya uraikan, sudah tampak dengan jelas bahwa kematian
sesungguhnya bisa datang setiap saat. Kematian adalah bagian wajar dari suatu
kehidupan. Seseorang tidak perlu takut lagi pada kematian. la harus selalu siap
menghadapi kematian setiap saat.
Banyak
pula dijumpai dalam masyarakat ibu yang sangat sedih ketika ditinggal mati oleh
anaknya. la akan mengatakan: "Aduh nak...kenapa engkau mati? Kamu masih
muda, biarlah ibu yang sudah tua ini saja yang menggantikan kematianmu."
Mendengar keluhan seperti ini sebenarnya ia perlu dinasehati bahwa kematian
bukan memilih usia tua untuk meninggal mendahului mereka yang masih muda.
Bahkan bayi dalam kandungan sekalipun dapat juga meninggal. Kematian adalah
milik kehidupan, bukan milik usia tertentu, pria atau wanita atau suku bangsa
tertentu, Semua makhluk hidup pasti akan mengalami kematian. Siapapun juga.
Oleh karena itu, jika perenungan ini dapat dimengerti, maka seseorang tidak
akan lagi mengalami ketakutan di saat meditasi yang ia lakukan mencapai
tahap-tahap yang tidak dapat diceritakan. la telah menyadari bahwa kematian
adalah proses wajar suatu kehidupan. Kehidupan akan berakhir dan berlanjut di kehidupan
berikutnya. Seperti seseorang yang baru saja terbangun dari tidur. la mulai
tidur pada pukul 10 malam, misalnya. Tidak terasa, ia kemudian bangun pada
pukul 06.00 pagi. Jika direnungkan dengan baik, keadaan tidur dapat disamakan
dengan kematian. Ketika seseorang sedang tidur, ia sudah tidak dapat mengenali
lagi orang yang ia sayangi maupun benda yang ia cintai. Semuanya tidak ada yang
ia inginkan lagi.
Jadi,
bagaimana seseorang dapat selalu siap menghadapi kematian? la harus berlatih
meditasi. Dengan latihan meditasi secara rutin dan tekun, setahap demi setahap
ia akan belajar melepas, melepas segala hal yang ia cintai maupun ia benci.
Ketika seseorang takut pada kematian, ia sesungguhnya takut meninggalkan segala
yang ia cintai dan sayangi. Takut kehilangan ini dapat dilatih dengan
mengembangkan kerelaan, berusaha melepaskan materi pada awalnya dan dilanjutkan
dengan pelepasan segala yang disayangi maupun dibenci. Apabila seseorang mampu
melepaskan segala kemelekatan ini maka ketika ia meninggal dunia, ia mati yang
sesungguhnya. la telah menyadari bahwa kehidupan hanya suatu proses yang
muncul, lewat dan hilang. Sama dengan rasa kantuk, ia muncul, lewat dan hilang,
demikian pula dengan rasa takut yang muncul, lewat dan hilang. Hanya begitu
saja. Pemahaman ini akan mengkondisikan seseorang terbebas dari kelahiran
kembali, la telah mencapai kesucian. la mencapai Nibbana atau Nirwana.
--- oOo
---
TANYA JAWAB DENGAN
BHIKKHU UTTAMO
Dari
: Irwan Yaputra, Jakarta
Namo Buddhaya,
Bhante saya ada pertanyaan,
apakah ada perbedaan antara takdir dengan dengan karma?
Terima kasih Bhante.
Jawaban:
Dalam konsep Buddhis,
dipergunakan istilah 'kamma' (Pali) atau 'karma' (Sansekerta). Adapun istilah
'takdir' BUKAN berasal dari Ajaran Sang Buddha.
Pengertian 'kamma' adalah
NIAT seseorang melakukan perbuatan dengan badan, ucapan serta pikiran. Setiap
perbuatan baik akan menghasilkan kebahagiaan dan perbuatan buruk akan
menimbulkan penderitaan untuk si pelaku.
Mengikuti Hukum Kamma,
seseorang dapat meningkatkan kebahagiaan yang sedang dirasakannya sebagai hasil
kamma baik. Sebaliknya, ia juga dapat mengurangi berbagai penderitaan yang
dialami sebagai buah kamma buruk yang dimilikinya. Dengan demikian, pemahaman
tentang kamma akan menimbulkan pengertian bahwa seseorang DAPAT MENGUBAH
keadaan hidupnya sendiri dengan memperbanyak kebajikan. Hal inilah yang akan
selalu membangkitkan semangat umat Buddha untuk tidak menyerah dalam
memperjuangkan kebahagiaan sendiri tanpa harus meminta-minta kepada pihak
manapun juga.
Semoga penjelasan ini
dapat membuka wawasan berpikir umat Buddha agar lebih mandiri dalam mengatasi
berbagai masalah kehidupan ini. Sesungguhnya, suka dan duka yang dialami
seseorang adalah buah perilakunya sendiri, bukan karena hasil rekayasa makhluk
lain.
Semoga
selalu bahagia.
|
JADWAL KEGIATAN RUTIN
METTA VIHARA TEGAL
JADWAL PUJA BAKTI
Puja Bakti Umum Minggu Pagi : Pk. 07.30 WIB -
09.00 WIB
Puja Bakti Sekolah Minggu : Pk. 09.30
WIB - 11.00 WIB
Puja Bakti Remaja Hari Sabtu : Pk. 18.30 WIB -
19.30 WIB
Puja Bakti Uposatha : Setiap tanggal 1, 15, Penanggalan Lunar
Jam
19.30 WIB - 21.00 WIB
Kitab Suci Agama Buddha bagian
dari
Khuddaka
Nikaya, Sutta Pitaka
Judul
asli : The Sutta-Nipata
Translated from The Pali by H. Saddatissa
3. KHAGGAVISANA
SUTTA
Cula Unicorn
Kemelekatan indera dan hubungan dengan orang lain harus
dihindari
7 Kecintaan
pada hiburan dan nafsu akan muncul bila berada di antara teman, serta muncul
pula kemelekatan yang kuat terhadap anak. Karena tidak menginginkan kondisi
berpisah dari orang-orang yang dicinta ............................. (41)
8 Orang yang tidak
memiliki kebencian ke empat arah yang mana pun, merasa puas dengan sedikit atau
banyak, setelah mengatasi semua bahaya, tanpa rasa takut ........................................................................................
.................................................................................................................... (42)
9 Beberapa
bhikkhu sulit disenangkan, begitu juga umat awam yang hidup berumah tangga.
Setelah tidak berurusan dengan anak-anak orang lain..............................................................................................................
(43)
10 Setelah meninggalkan sifat-sifat umat awam,
seperti pohon Kovilara yang melepaskan daun-daunnya, dan setelah memutus
belenggu rumah-tangga, orang yang berani itu hidup sendiri............................................................ (44)
11 Jika orang menemukan sahabat yang bijaksana,
seorang kawan yang hidup dengan moralitas yang luhur, yang berhati-hati, dan
telah mengatasi segala bahaya, maka hiduplah bersamanya dengan bahagia, dengan
penuh perhatian dan kewaspadaan (45)
12 Jika
orang tidak dapat menemukan sahabat yang bijaksana, seorang kawan yang hidup
dengan moralitas yang luhur, yang berhati-hati, maka bagaikan penguasa yang
meninggalkan negaranya yang telah ditaklukkan ..................... (46)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar